ESENSI “PENGORBANAN” DI HARI RAYA IDUL ADHA DALAM MASA PANDEMI
Tak terasa dua tahun sudah kita merayakan hari Raya Idul Adha dalam kondisi yang masih sangat memprihatinkan. Lonjakan kasus Covid-19 yang masih terus meningkat membuat suasana di tahun ini dipenuhi oleh duka yang mendalam terutama dari keluarga maupun kerabat yang ditinggalkan. Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat masyarakat pasrah dengan apapun kebijakan yang diputuskan oleh Pemerintah, dari mulai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang satu sisi dirasa begitu mencekik sebagian kelompok masyarakat yang perekenomiannya terdampak secara signifikan. Hingga tibalah hari ini, dimana umat muslim dunia merayakan Hari Raya Idul Adha dengan suasana yang berbeda. Protokol kesehatan masih harus dilakukan secara ketat, begitupun saudara kita yang sedang mengerjakan ibadah haji dan umrah di tanah suci, dengan tujuan agar kita semua ummat muslim terlindungi dan terjaga kesehatannya.
Syekh Izzudin Abdussalam berkata:
من سعادتي لزومي لبيتي، وتفرغي لعبادة ربي، والسعيد من لزم بيته، وبكى على خطيئته، واشتغل بطاعة الله
Artinya: Termasuk keberuntunganku adalah dapat berdiam diri di dalam rumahku, dan meluangkan waktu untuk beribadah kepada Tuhan-ku. Orang yang beruntung ialah orang lebih banyak berdiam di dalam rumah, ia menangis karena menyesali dosanya, dan ia menyibukkan diri untuk taat beribadah kepada Allah SWT.
Dari kutipan diatas, kita dapat memetik pesan positif , dimana kita perlu menyadari bahwasannya moment pandemi seperti ini adalah kesempatan kita untuk meluangkan waktu beribadah kepada Tuhan, yang mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Begitupun dengan moment Idul Adha saat ini yang mengajarkan kita tentang arti penting sebuah pengorbanan dengan cara mengeluarkan apa yang terbaik dari milik kita untuk disedekahkan. Rasa empati dengan membantu sesama menggambarkan mulianya seseorang yang mau berkorban dengan mengulurkan apapun yang dimilikinya untuk orang lain , termasuk dengan menyembelih hewan-hewan kurban untuk dibagi-bagikan adalah bentuk ketaatan kita menjalankan perintah Allah SWT. Maka dari itu, esensi dari pengorbanan itu sendiri sama halnya dengan membuang jauh tabiat-tabiat buruk, keserakahan, sikap egois, tinggi hati dan lain sebagainya. Seseorang yang mampu melakukan itu maka dirinya menjadi pribadi mulia sebagaimana ciri-ciri orang bertakwa.
Mudah-mudahan dikondisi seperti ini menjadikan kita seorang yang bijaksana, minimal kita tidak egois dengan mementingkan hasrat pribadi. Semoga kita selalu diberikan keselamatan , kesehatan dan umur panjang oleh Allah SWT sehingga kita masih punya waktu untuk segera bertaubat, menyadari segala kesalahan dan dosa-dosa kita. Aamiin Yaa Rabbal Alamin….
(Penulis, Shulbi Muthi Sabila SP,M.I.Kom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!