Sosiologi UWM dan UTM Menjalin Kerjasama

Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Universitas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Widya Mataram (Fisipol UWM) dan Prodi Sosiologi Fakultas Ilomu Sosial dan Ilmu Budaya (Fisib) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) saling bersapa dan membicarakan peluang kerjasama Tridharma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. Penjajakan kersajama berlangsung dalam pertemuan kedua pihak di Ruang Nusantara Fisipol UWM Yogyakarta, Kamis (13/7/2023).

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Prodi Sosiologi Fisib Dr. Arie Wahyu Prananta, M.Sos, Dr. Agustinus Gergorius Raja Dasion, S.S., M.A, Mohammad Afifuddin, S.Sos., M.A, sementara tuan rumah hadir Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Puji Qomariyah, S.Sos, MA, Dekan Fisipol UWM Dr. As Martadani Noor, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik Tommy Satriadi Nur Arifin, S.I.Kom., M.A,  Ketua Prodi Sosiologi Paharizal S.Sos, MA, dosen sosiologi Dwi Astuti, MA, dan Dr. Mukhijab, MA.

Martadani menyatakan Fisipol UWM menyampaikan apresiasi atas kunjungan jajaran Prodi Sosiologi UTM. “Ini suatu kehormatan jajaran Prodi Sosiologi Fisib UTM berkunjung ke Prodi Sosiologi Fisipol UWM.”

Menurutnya Prodi Sosiologi beserta dua Prodi lainnya (Ilmu Komunikasi, dan Prodi Administrasi Publik) di Fisipol UWM sangat peduli dengan masalah-masalah sosial, budaya, dan politik. Terdapat sejumlah pengalaman dalam penyelenggaraan Pendidikan, riset, dan pengabdian berbasis pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Misalnya program mahasiswa magang, riset dan pengabdian dalam pengelolan sampah dan lingkungan.

Paharizal menyatakan, sumber daya dosen sosiologi sangat mendukung bekerjasama dengan UTM dalam berbagai ranah Tridharma Perguruan Tinggi seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, kolaborasi riset, dan pengabdian masyarakat.

Arie Wahyu Pranata menjelaskan, kunjungannya ke Fisipol UWM untuk menjajaki kerjasama dengan Prodi Sosisologi UWM dalam bidang Pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.

“Kami memiliki program-program yang menarik untuk dikolaborasi antara Prodi Sosiologi UWM dan Sosiologi UTM.”

Dalam bidang pendidikan, dia mencontohkan peluang untuk pertukaran dosen mengajar, bidang riet kolaborasi komparasi kehidupan masyarakat pantai di Kawasan Madura dan Yogyakarta. Bidang pengabdian masyarakat Kemudian Prodi Sosiologi UTM memiliki program rekayasa pengelolaan sampah menjadi briket dan perkakas rumah tangga seperti kursi.

Pada akhir pertemuan, para pihak sepakat untuk menindaklanjuti kerjasama dalam kerangka MBKM. (Humas Fisipol)***

PATRIARKI : TIDAK NAMPAK TETAPI ADA

Berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan, masih terjadi di masyarakat, tidak terkecuali di  Yogyakarta. Banyak dan beragam juga jenis kekerasan yang terjadi, mulai dari kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan ekonomi, penelantaran bahkan kekerasan seksual. Hal tersebut terungkap dalam diskusi yang diselenggarakan di LPPM Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Forum diskusi ini diikuti oleh sukarelawan SIGRAK dari sebagian kelurahan di Kota Yogyakarta. Relawan SIGRAK merupakan komunitas sukarelawan yang menjadi ujung tombak penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Yogyakarta. Organisasi SIGRAK ini berada dalam koordinasi dengan UPT PPA Kota Yogyakarta. Sebagai pemandu dalam diskusi adalah Dwi Astuti, S.Sos, M,Si, pengajar di Program Studi Sosiologi Universitas Widya Mataram. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi keberadaan idiologi patriarki sebagai akar persoalan kekerasan terhadap perempuan serta untuk memberikan rekomendasi penanganan dan upaya prefentif terhadap terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan.

Salah satu yang menjadi fokus pembahasan dalam diskusi ini adalah juga keberadaan idilogi patriarki sebagai sebab munculnya kekerasan terhadao perempuan dalam masyarakat. Dalam diskusi terjawab bahwa sebab teradinya persaoalan kekerasan terhadap perempuan yang paling utama adalah aspek pendidikan dan berkelindan dengan aspek ekonomi. Bagaimana dengan idiologi patriarki? Apakah idiologi patriarki memiliki peran dalam menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan? Dalam diskusi terungkap bahwa kebanyakan penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan adalah rendahnya tingkat pendidikan yang terkadang juda berkelindan dengan aspek ekonomi. Walaupun dalam diakui bahwa beberapa kasus kekerasan terjadi karena cara berpikir yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang lemah atau dibawah laki-laki. Kebanyakan kasus, idiologi patriarki tidak pernah terdeteksi sebagai penyebab langsung terjadinya tindakan kekerasan terhadap perempuan, namun ada juga kemungkinan bahwa masyarakat sudah menjadikan idiologi patriarki ini sebagai hal yang biasa, sehingga dianggap hal yang wajar, bukan sebagai masalah. Idiologi patriarki tidak pernah dianggap sebagai penyebab langsung terjadinya kekerasan terhadap perempuan, namun bukan berarti tidak berpegaruh sama sekali. Contohnya saja relasi suami-istri yang yang menempatkan perempuan lebih lemah dan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, berada di bawah wewenang dan perintah laki-laki. Rendahnya tingkat pendidikan perempuan korban kekerasan juga berakar dari idiologi petriarki yang tidak memberikan akses pendidikan kepada perempuan seperti terhadap laki-laki. Keterbatasan kesempatan ekonomi pada perempuan jika dibandingkan dengan laki-laki juga dipengaruhi oleh patriarki yang menempatkan peran publik pada laki-laki dan peran domestik pada perempuan. Selama ini penanganan terhadap kasus kekerasan terutama bertujuan untuk melakukan penanganan kasus. Namun diakui perlu juga menyentuh ranah kesadaran tentang relasi gender laki-laki dan perempuan atau ranah idiologi patriarki. Karena lagi-lagi diakui bahwa edukasi memiliki peran penting dalam menangani dan menghindarkan kekerasan terhadap perempuan, termasuk di dalamnya adalah edukasi terkait kesetaraan relasi gender.

(Humas Fisipol UWM)

Membangun Visi Mahasiswa Melalui Kegiatan Kuliah Lapangan

Program Studi Sosiologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta mengirimkan  mahasiswanya untuk melakukan kegiatan Kuliah Lapangan. Kegiatan kuliah lapangan merupakan bagian dari proses belajar mengajar mata kuliah Pengorganisasian, Partisipasi dan Fasilitas. Sebanyak 46 mahasiswa terlibat dalam kegiatan kuliah lapangan ini dan dibagi dalam enam kelompok. Enam kelompok tersebut dikrimkan untuk mengikuti kegiatan kuliah lapangan tentang pemberdayaan dan pngorganisasian masyarakat di enam lembaga dan organsiasi masyarakat serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keenam lembaga dan organsiasi yang menjadi tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini adalah lembaga dan organsiasi yang ada di Yogyakarta, antara lain, Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA), Kempung Wisata Budaya Tahunan, Program Pemberdayaan Literasi Terapan yang diselenggarakan Perpustakaan Kota Yogyakarta, Program KUBE Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigarasi Kota Yogyakarta, Yayasan Anissa Swasti (YASANTI) dan TBM Mekar Insani. Tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini antara lain  untuk  mengaplikasikan pengetahuan tentang pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat yang telah diterima dari  mata kuliah Paradigma Pemberdayaan Masyarakat, selain itu juga untuk mengenalkan dan membiasakan mahasiswa sosiologi berada di tengah-tengah masyarakat secara langsung dengan berbagai permasalahnya, dan yang terakhir dan utama adalah untuk membentuk sikap dan memberikan inspriasi akan pilihan karya mereka ketika kelak mereka menjadi sarjana sosiologi, atau dengan kata lain akan menjadi sarjana sosiologi yang sperti apa (to be).

(Humas Fisipol UWM)

PROGRAM MAGANG MAHASISWA MENAMBAH MUTU KUALITAS LULUSAN

Kantor Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Dinas Dikpora DIY melaksanakan acara penarikan mahasiswa magang prodi Administrasi Publik FISIPOL Universitas Widya Mataram yang telah selesai mengikuti magang pada hari Selasa pagi, 28 Februari 2023. Kepala Kantor BPO, Drs. Priyo Santoso, M.M dalam sambutannya  berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada institusinya sebagai tempat magang. Program magang dapat terlaksana dengan baik berkat sinergitas kampus dan institusinya. Mahasiswa yang diterjunkan magang selama 1 (satu)  bulan, dilibatkan dalam kegiatan seksi Olah Raga, seksi Pemuda dan  Bagian Tata Usaha. Dalam penarikan magang tersebut, Dosen Penanggung Jawab Program, Dr. Oktiva Anggraini S.I.P., S.Pd. M.Si.  menegaskan pentingya program magang dalam menunjang mutu lulusan. Melalui magang, mahasiswa berkesempatan  menambah, mengasah, mengembangkan ketrampilan yang baru ditemui maupun yang sudah dipelajari  di kampus sebelumnya, Magang memberi peluang bagi mahasiswa mengenal dunia kerja lebih dekat. Berharap bahwa, ilmu dan ketrampilan yang diperoleh selama magang dapat berguna bagi dunia kerja nantinya. Pihaknya berterima kasih karena kantor BPO Disdikpora DIY  telah bersedia membekali para mahasiswa dengan ilmu, ketrampilan serta soft skill yang bermanfaat. Ke depan. Oktiva yang juga menjabat sebagai Kepala LPPM berharap, selain program magang,  ada sejumlah program yang dapat dikerjasamakan antar institusi.  Perwakilan mahasiswa Maszuza Syahlevi, pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa terima kasih karena selama magang, mahasiswa  diterima dengan baik di Kantor BPO Disdikpora DIY. Hadir dalam acara penarikan magang, Kepala Subbag TU, Dwi Budi Astutiek, S.Pd., Kepala Seksi Olahraga Danang Agus Yuniarto, S. Pd. Jas., M.Or. dan Kepala Seksi Pemuda Rini Admiwati, S.Sos. Selain BPO Disdikpora DIY, mahasiswa magang Prodi Administrasi Publik FISIPOL UWM diterjunkan ke  Kapanewon Sedayu; Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak Yogyakarta, SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta; Dinas PUP ESDM DIY;  Balai Pengawasan dan Pengendalian Perizinan ESDM Wil. Sleman, Yogyakarta dan Gunungkidul;  Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) UPT Kantor Pencarian dan Pertolongan Yogyakarta; Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta; Fakultas Teknik UGM u.p. Departemen Teknik Mesin dan Industri; Balai Kalurahan Temon Kulon. Kabupaten Kulon Progo;  Dinas Sosial DIY u.p Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita; Satpol PP Bantul; Dinas Sosial DIY u.p Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras; Dinas Pendidikan Kab. Sleman; Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yk; Bagian Administrasi & Keuangan Setda Kota Yogyakarta. Bertindak sebagai dosen pendamping magang: Suwarjo, SIP., MSi.; Retno Kusumawiranti, S.Sos., MPA., Sri Lestari Harjanta, SIP., MSi.;  Dra. Hj. Syakdiah, MSi. dan Dr. Oktiva Anggraini, SIP., S.Pd. M.Si.

PELEPASAN CALON WISUDAWAN FISIPOL

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Widya Mataram / FISIPOL UWM melaksanakan acara pelepasan calon wisudawan dan wisudawati dalam rangka pelaksanaan Wisuda Sarjana Universitas Widya Mataram Periode Ke-59. Kegiatan pelepasan dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 14 Oktober 2021. Kegiatan yang diorganisir oleh para calon wisudawan dan wisudawati ini diselenggarakan di Bale Ayu Resto Yogyakarta dengan tetap mengutamakan Protokol Kesehatan dan dihadiri oleh Rektor UWM, Dekan lingkup universitas, serta dosen dan tendik FISIPOL.
Dalam sambutan yang disampaikan secara umum. Calon wisudawan/wisudawati harus mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang sesungguhnya yaitu memasuki persaingan dunia kerja. Keterampilan dan kemampuan berkomunikasi menjadi modal utama untuk terjun di masyarakat.
Lulusan FISIPOL UWM sebanyak 21 orang yang terdiri dari Program Studi Adminstrasi Publik dan Program Studi Sosiologi diharapkan untuk menjalin komunikasi yang baik dan berkontribusi dalam pengembangan almamater. Selain itu lulusan FISIPOL UWM juga harus mampu mengembangkan daya saing di masyarakat dengan karakter moral dan kompetensi yang unggul di bidangnya masing-masing.

-tim liputan-

ILKOM FEST #1 : BERKREASI DALAM SOLIDARIT

Sabtu, 18-19 September 2021 telah berlangsung acara ILKOM FESTIVAL (selanjutnya disebut ILKOM FEST) oleh HIMAKOM Universitas Widya Mataram  secara online.  Acara tersebut mengangkat temamenciptakan wadah berkreasi dalam asas kesolidaritasan bersama dan diketuai oleh M. Fazal Syamdhika, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2019 yang juga mengepalai divisi Podcast di HIMAKOM UWM. Panitia ILKOM FEST mengadakan acara ini untuk memperkenalkan organisasi himakom sekaligus untuk memberikan gambaran perkuliahan kepada mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi.

Solidaritas diangkat guna memberikan pemahaman mahasiswa baru mengenai Ruang Silang Budaya yang telah menjadi visi Prodi Ilmu Komunikasi dan juga acuan HIMAKOM dalam berkegiatan. Kita tidak dapat menghindari perbedaan, karena kita memang sudah diciptakan berbeda, namun kita dapat menumbuhkan pemahaman bahwa kita berbeda agar dapat saling menerima tanpa menuntut perubahan.    

Acara tersebut dibuka pada pukul 09.00 WIB, dan dimulai  oleh sambutan pembina Himakom yaitu Latifa Zahra S.Ikom, M.A, lalu acara ini dibuka oleh perkenalan panitia himakom dan peserta, dilanjutkan dengan menjelaskan organisasi himakom dan juga divisi- divisi yang ada dalam organisasi himakom tersebut. Pada sesi berikutnya peserta di persilahkan masuk ke breakroom yang telah di sediakan karena sharingseputar organisasi Himakom akan dilakukan dengan cara tersebut. Melihat banyaknya mahasiswa baru yang antusias mengikuti, panitia telah mempersiapkan pemdampingan pada setiap kelompok. Acara ini dilaksanakan selama 2 hari (18 – 19 Septermber 2021) Pada hari pertama, penjelasan mengenai HIMAKOM dan sharing disetiap kelompok dilaksanakan agar mahasiswa baru lebih mengenal HIMAKOM. Tidak lupa agar suasana lebih cair, panitia dan peserta mengadakan ice breaking dan di akhiri dengan sesi foto bersama.

Hari kedua dibuka pukul 18.30 WIB, acara ini dibuka dengan sharing-sharing seputar kuliah dan juga etiket, tidak lupa pada sesi ini, panitia mengundang mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mengibur peserta dengan suara emas mereka yaitu M. Qoddar Rahmatullah dan Abdullah Jabbar, dilanjutkan dengan acara malam motivasi yang dimana setiap peserta dan panitia menyiapakan lilin dan juga korek api, setiap peserta dan panitia akan dipanggil satu persatu dengan menyebutkan nama, motto hidup, cita-cita, dan juga alasan mereka memilih Prodi Ilmu Komunikasi. Terakhir acara ini di tutup dengan sesi foto bersama.

-Tim Liputan-

STADIUM GENERALE FISIPOL UWM 2021 “MEMBANGUN KARAKTER BUDAYA POLITIK DALAM BERDEMOKRASI”

Pasa Jumát, 17 September 2021 telah dilangsungkan Stadium Generale dengan tema “Membangun Karakter Budaya Politik dalam Berdemokrasi.” Acara dilangsukan secara Daring menggunakan Zoom Meeting dengan peserta sejumlah 205 orang. Acara ini dipandu oleh MC saudari Ari Sona, dengan moderator Bapak Matheus Gratiano Mali, MPA., dan narasumber Bapak Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A.

Stadium Generale ini merupakan kuliah umum wajib yang bertujuan untuk menyambut mahasiswa baru fisipol. Dengan harapan acara ini juga dapat memberikan wawasan baru tentang budaya politik yang bersih dan bermartabat, yang mana menjadi salah satu concern kajian keilmuan di Fisipol UWM.

Dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Panitia Studium Generale Fisipol Bapak Matheus Gratiano Mali, MPA. Beliau menyampaikan tentang acara Studium Generale yang dilakukan  menjadi kegiatan rutin tahunan FISIPOL UWM. Kegiatan yang biasanya diadakan secara tatap muka ini namun sjak tahun 2020 dialihkan ke dalam pertemuan virtual dikarenakan masih adanya kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19.

Beliau juga menjelaskan tentang acara stadium generale yang bertemakan politik dimana isu politik di Indonesia kini masih banyak yang harus dibenahi. Terutama dalam membangun budaya politik yang bermartabat dengan berlandaskan nilai-nilai pancasila.

Acara dibuka secara formal oleh Bapak Dr. As Martadani Noor, MA selaku Dekan Fisipol. Dalam pembukaannya, beliau menyampaikan tentang karakter budaya politik bangsa yang berlandaskan dengan nilai-nilai demokrasi juga terkandung dalam visi-misi UWM yang sebagai kampus budaya. Ninai-nilai demokrasi merupakan hal penting untuk digunakan dalam membangun budaya politik yang bersih dalam sebuah kelembagaan sosial masyarakat. Beliau juga mengucapkan terimakasih kepada para hadirin dan narasumber yang sudah berkenan hadir dalam acara tersebut.

Memasuki acara utama, diisi oleh narasumber Bapak Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A yang saat ini menjabat sebagai Dosen sekaligus Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM. Sebelum memberikan kuliah umum, beliau memberikan kuesioner kepada mahasiswa tentang peran mewujudkan demokrasi yang lebih baik, keikutsertaan dalam pemilu, dan tokoh demokratis di Indonesia. Kuesioner ini bermaksud untuk melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa atentang demokrasi.

Dalam kuliah umum ini, Beliau menyampaikan tentang bagaimana cara berpikir politis untuk membangun budaya demokrasi dalam masyarakat. Cara berpikir manusia merupakan sebuah kultur yang dapat dibangun sejak dini di lingkungan akademis kampus. Demokrasi sejatinya memiliki esensi sebagai pengawasan rakyat, sebab demokrasi adalah kedaulatan berada di tangan rakyat. Dimana rakyat harus berperan dalam pengawasan pemerintah demi kelangsungan budaya demokrasi politik yang baik.

Usai pemaparan dari narasumber, acara dilanjutkan dengan dengan diskusi dan tanya jawab oleh peserta dan nasumber. Terakhir, acara Stadium Generale ini ditutup pada pukul 10.30 WIB.

-tim liputan, Amala&Theo-

MENYAMBUT MAHASISWA BARU FISIPOL UWM

Kamis, 9 September 2021 telah dilangsungkan agenda kegiatan Osmaba Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta pada pukul 13.00 hingga pukul 16.00 WIB. Acara ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom.

          Acara osmaba ini dihadiri oleh seluruh warga FISIPOL UWM beserta jajarannya, juga para calon mahasiswa baru angkatan 2021 yang mengambil jurusan serupa, yaitu jurusan Administrasi Publik, Sosiologi, dan Ilmu Komunikasi. Acara tersebut diketuai oleh Matheus Gratiano Mali, S,Sos,., M.PA yang kemudian dipandu oleh seorang MC yakni Ari Sona yang juga merupakan mahasiswi jurusan Administrasi Publik FISIPOL UWM. Pada acara tersebut MC membacakan beberapa rundown kegiatan pada acara OSMABA dan dilanjut dengan acara laporan dari ketua panitia perihal acara Osmaba. Acara yang ketiga yakni sambutan dari Ketua BEM FISIPOL ,M.Arif Hidayatullah. Ia mengajak kepada seluruh mahasiswa baru untuk terjun dalam kegiatan organisasi kampus dengan tetap menyeimbangkan aktivitas kuliah. Kemudian dilanjut penyampaian sambutan, dari Dekan FISIPOL, Dr. AS Martadani Noor, MA, dan sambutan dari Rektor UWM Prof.Edy Suandi Hamid,M.Ec. Dalam sambutannya, Rektor UWM itu menyampaikan bahwasaannya ada peningkatan yang baik dari jumlah mahasiswa , terlebih kini UWM sedang dalam proses pembangunan kampus baru, dimana seluruh kegiatan akademik akan terpusat disana. Ia menyampaikan kepada seluruh mahasiswa baru untuk dapat beradaptasi dengan baik sehingga dapat survive dalam kondisi apapun. Setelah acara sambutan selesai, dilanjut dengan sesi perkenalan seluruh sivitas FISIPOL baik Dosen mapun Tendik.

MC melanjutkan acara berikutnya, di mana Dekan FISIPOL yakni Dr. AS Martadani Noor,MA menjelaskan tentang Visi dan Misi Fakultas kepada para Mahasiswa Baru angkatan 2021, ditambah dengan penjelasan mengenai sistem akademik yang disampaikan oleh Rifan Andrie, S.Kom selaku Kepala Tendik dan SL Harjanta selaku Wakil Dekan I, penyampaian ini dikemukakan agar seluruh mahasiswa mengetahui bagaimana sistem akademik berikut dengan kebijakan selama proses studi di FISIPOL UWM. Kemudian acara dilanjut dengan pemaparan dari Wakil Dekan II yakni Dyaloka Puspita Ningrum, M.I.Kom. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan beberapa fasilitas FISIPOL yang dapat digunakan oleh seluruh civitas akademik guna menunjang kegiatan yang produktif, diantaranya fasilitas laboratorium audio visual dan perpustakaan yang nyaman, tidak lupa Ia mengingatkan kepada seluruh mahasiswa agar selalu tertib dalam melakukan pembayaran kuliah disetiap semesternya. Setelah seluruh pemaparan dari jajaran Dekanat usai,  MC memandu para peserta zoom meeting untuk melakukan Breakout room pada masing-masing jurusan untuk mengenal lebih dalam setiap prodi yang ada di FISIPOL UWM.

Setelah acara penyampaian materi pada sesi OSMABA PRODI selesai,  acara ditutup dengan berdoa yang dipimpin oleh Bapak Sutarno dan Ari Sona selaku Moderator dan MC di acara OSMABA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat dan semangat baru untuk seluruh civitas akademik FISIPOL UWM.

-Tim Liputan Website Fisipol-

Undang Kelompok Difabel, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Berdiskusi Online Bersama Wakil Walikota Yogyakarta

Rabu, 8 September 2021 dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram kembali mengadakan sesi Diskusi Online / DisKon menggunakan platform zoom meeting dengan isu “Kawasan Ramah Difabel”. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari rangkaian penelitian yang dibiayai oleh Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional tahun 2021. Dyaloka Puspita Ningrum,S.I.Kom.,M.I.Kom selaku Ketua Peneliti secara langsung mengandeng Armada Difabike, sebagai pelopor bisnis transportasi pertama ramah difabel yang juga fokus memperdayakan antar sesamanya.

Ada banyak hal yang dapat disoroti terkait keberadaan para penyandang difabel. Triyono selaku founder armada difabike berharap kelompoknya tidak lagi hanya dipandang sebelah mata saja oleh masyarakat pada umumnya. Manifestasi terhadap percepatan kawasan inklusif yang ramah difabel, perlu didukung oleh partisipasi masyarakat dengan kesadaran dan kesungguhan dalam menyiapkan akses maupun mobilitas yang ramah difabel.

Secara keseluruhan menciptakan layanan ramah difabel yang aman dan nyaman terutama melalui aksesbilitas dan mobilitas di Kota Jogja memang masih belum begitu memadai, karena terlihat masih sangat minim sekali sarana, penataan, bantuan serta edukasi yang memudahkan kelompok difabel beraktifitas di ruang publik (misal di : transportasi umum, toilet umum, pom bensin, bangunan perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat parkir, tempat ibadah / objek wisata). Padahal konsep inklusif di Indonesia lebih mengarah kepada isu-isu difabel berdasarkan instrumen penilaian Unesco (2017), sehingga menjadi tantangan terhadap regulasi penunjang yang perlu dioptimalkan dengan berbagai program terkait.

Dalam hal inipun, para pemangku kepentingan harus dapat memahami permasalahan, memetakan kebutuhan, dan mengembangkan potensi para penyandang difabel di kota jogja dengan berbagai inovasi pemberdayaan khususnya yang berbau virtualdi masa adaptasi kebiasaan baru. Dalam kesempatan yang istimewa tersebut, turut hadir Wakil Walikota Yogyakarta : Drs. Heroe Poerwadi,M.A yang disisi lain menjabat sebagai Ketua Pokja Menuju Kota Inklusif APEKSI.

Disampaikannya bahwa terdapat 5 kebijakan afirmasi yang telah disiapkan oleh pemerintah, terutama di masa pandemi sekarang ini dengan prioritas sasaran : kelompok miskin, kelompok perempuan, kelompok lansia, kelompok anak-anak dan kelompok penyandang difabel. Termasuk fasilitas akan percepatan Program Vaksinasi Covid-19 yang sejauh ini sudah cukup merata di distribusikan pemerintah kepada kelompok sasaran penyandang difabel. Tidak ketinggalan, Heroe pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjadi public relation yang dapat mengkampanyekan prinsip kepantasan dan keadilan terhadap kelompok penyandang difabel dimanapun mereka berada.

 Dyaloka Puspita Ningrim, S.I.Kom., M.I.Kom. – Dosen Ilmu Komunikasi UWM –

PELUANG USAHA BARU PERLU DIJAJAKI

Masih banyak peluang yang dapat dijajaki pelaku usaha di masa pandemi. Di balik perekonomian yang cenderung memburuk di masa pandemi, inovasi dan kreatifitas dibarengi dengan optimisme tinggi amat dibutuhkan. Bisnis yang berkaitan dengan sektor kesehatan mulai dari masker, PAD dan hand sanitizer, peluangnya cukup baik. Sejumlah usaha frozen food menggunakan promosi media sosial makin diminati konsumen. Kondisi masyarakat yang harus banyak menjaga jarak dan isolasi diri, membuat tingkat konsumsi makanan frozen meningkat. Demikian disampaikan Dr. Oktiva Anggraini, S.I.P., M.Si., dosen FISIPOL UWM dalam pendampingan daring Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan mitra KWT Kemiri Edum, desa Purwobinangun, Pakem, Sleman (20/8/2021).
Selanjutnya Oktiva mengajak agar warga desa dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam. Selain untuk refreshing, kesibukan baru tersebut dapat mendatangkan nilai ekonomi untuk keluarga. Kebutuhan sayur mayur sedikit tertolong sehingga uang yang seharusnya untuk membeli sayur dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lain. Peluang-peluang baru inilah yang bisa dikembangkan para wanita tani dan sekaligus sebagai strategi coping.
Tim PKM Universitas Widya Mataram di tahun ini mendapatkan kepercayaan dari Kemeristek-BRIN untuk mendampingi pemberdayaan Kelompok Wanita Tani, dengan judul: “Optimalisasi Bauran Marketing, Digitalisasi Produk Kreatif Untuk Penguatan IRT Teh Bunga Telang Penunjang Mitigasi Pandemi Agrowisata Lereng Merapi, Kabupaten Sleman”. Dengan anggota Masrul Indrayana, ST, MT, Tim PKM telah melaksanakan serangkaian kegiatan yang memiliki sejumlah nilai manfaat dalam mengoptimalkan potensi mitra dalam memasarkan produknya dan penguatan IRT Bunga Telang. Program yang dilakukan telah menunjang bangkitnya entrepreneurship mitra untuk lebih optimal lagi mengkombinasikan cara-cara pemasaran produk di masa pandemi yang panjang. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa Purwobinangun yang mengupayakan berkembangnya agrowisata Lereng Merapi, Kabupaten Sleman. Tim PKM berupaya menguatkan bisnis ramuan herbal, yakni teh Bunga Telang. Pertimbangannya, di masa pandemi, permintaan masyarakat terhadap minuman kesehatan meningkat karena bermanfaat untuk menjaga imunitas. Peluang ini perlu disiasati dengan promosi yang lebih gencar dan kreatif. Kegiatan aksi yang dilaksanakan meliputi pelatihan teknologi informasi, pelatihan manajemen pariwisata dan bauran marketing mix dan pelatihan digitalisasi produk kreatif. Hasil dampingan menunjukkan, mitra lebih kreatif dalam menampilkan kontent promosi di media sosial, frekwensi promosi meningkat dan berimbas pada omzet mitra meningkat. Mitra tetap mengutamakan modal sosial sebagai peneguh interaksi sosial di masa pandemi panjang.
Masa pandemi Covid 19 menjadi penghalang penerapan jadwal yang semula telah disepakati antara mitra dan Tim PKM. Di sisi lain, kata Oktiva, keinginan dan motivasi mitra cukup tinggi. Akan tetapi karena ada pembatasan di berbagai wilayah, gerakan warga menjadi terbatas, sementara ancaman pandemi masih menghantui baik bagi tim PKM maupun mitra. Apabila dipaksakan untuk diselenggarakan maka akan beresiko besar bagi penularan Covid 19. Oleh karena itu tim PKM mengubah sebagian pemberian pelatihan offline menjadi pelatihan online.

Dr. Oktiva Anggraini, M.Si. – Dosen Admistrasi Publik UWM –