Bunka No Matsuri #2 Wibu Naek Kelas Siap Menyambut  Para Coplayer Yogja

Reporter : Raswatilorita (Mahasiswa Ilmu Komunikasi)

Kolaborasi Komunitas Bunka Festival dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) siap menyambut para cosplayer Yogyakarta dan sekitarnya di Kampus Terpadu UWM, Jl. Tata Bumi Selatan, RT.06/RW.08, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu-Minggu ( 18-19/11/2023).

Ketua Panitia Perayaan Bunka No Matsuri #2, Resha Matantya Prabowo menyatakan, perayaan Bunka No Matsuri #2 mengangkat tema “ Cross Culture”,yang memadukan sentuhan budaya Jepang dengan budaya Indonesia. Tujuannya memberi pemahaman bagi masyarakat tentang peran penting lembaga pendidikan dalam pembentukan pemikiran dan penelitian.

Para cosplayer ternama yang direncanakan hadir para puncak acara Minggu (19/11/2023) CrossXover, Kohi Sekai, Minerva Land, E-Qourz, Bring Back The Sanity, Depweb Dolphin, Nasrul, Kraugel.  Kemudian Nakama Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta Itasha  Community, Faijo (Fighting Jogja), dan Arknight

Bunka No Matsuri #2 diramaikan dengan ajang perlombaan, di antaranya kontes lypsync  cosplay.Perlombaan ini dipandu oleh master of ceremony (mc), Icha dan Iyan,  dan juri penilai, Faiz Oda.

Kepala Bagian (Kabag) Tenaga Kependidikan Fisipol Tosan Surya Adi, A.Md. mengatakan, persiapan pelaksanaan telah memasuki 95%, 5 % sisanya finalisasi pengaturan tempat dan blocking boothnya.

“Semua kelengkapan kegiatan bisa diatasi dengan bantuan dari beberapa pihak seperti pimpinan fakultas, tenaga pendidik dan mahasiswa yang menjadi volunter di acara tersebut”.

Tosan menambahkan, Bunka No Matsuri 2 sebagai lanjutan acara sebelumnya, menghadirkan lebih banyak kejutan, seni, dan budaya yang menginspirasi.

“Acara ini sebagai wadah yang mendorong pemahaman yang lebih baik tentang budaya Jepang dan Indonesia melalui fenomena Cosplay, mendorong dialog dan pertukaran antarbudaya dua negara, dan memberikan panggung bagi seniman-seniman Jepang dan Indonesia.”

Harapan berikutnya, kegiatan seni mmembangkitkan komunitas pengusaha dan pengrajin local. Panitia memberi mereka kesempatan untuk memamerkan karya-karya mereka di tenant booth. ***

Mahasiswa Fisipol UWM Bisa Lulus Kurang Empat Tahun

Kuliah sarjana strata satu (S1) bisa ditempuh dalam waktu kurang empat tahun, dengan kualitas tetap terjaga, yang ditandai indek prestasi kumulatif (IPK) lebih dari cukup dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipil) Universitas Widya Mataram (UWM).

Mahasiswa Administrasi Publik, Endang Rukmini Endarwati bisa selesai kuliah dalam waktu 3 tahun 11 bulan, meraih IPK 3.88 (cumlaude).  Lulus dalam waktu yang sama Aulia Aziza (Prodi Ilmu Komunikasi,3 tahun 11 bulan). Kemudian Ranika Rahayu dari Prodi Sosiologi.

Rektor UWM Prof. Dr.Edy Suandi Hamid menyatakan terkesan dengan mahasiswa lulus cepat dan IPK tinggi.

“IPK sarjana saya 3,4 atau 3,5. Itu IPK kecil dibanding mahasiswa lulusan sekarang. Saya terkesan dengan mahasiswa Fisipol UWM bisa mendapat IPK besar dan masa kuliah kurang dari empat tahun,” kata Edy Suandi Hamid.

Pendapatnya disampaikan saat sambutan acara Yudisium dan Pelepasan Calon Wisudawan Fisipol Semester Genap 2022/2023.

Meraih IPK besar sangat membanggakan, kata Edy Suandi Hamid, karena nilai akhir kuliah menjadi modal untuk menatap masa depan atau mencari kerja bagi yang belum bekerja.

“Anda yang meraih IPK besar sudah memiliki modal awal untuk terjun ke masyarakat. Bagaimana dengan mahasiswa dengan IKP biasa-biasa saja atau lebih rendah dari peraih IPK tertinggi? Saya pesan jangan berkecil hati.”

Menurutnya, IPK bukan variabel tunggal yang menentukan lulusan PT bisa sukses atau sebaiknya. IPK besar maupun kecil bisa mengantarkan sukses ketika dipadukan dengan ketrampilan lunak (soft skill).

“Ketrampilan lunak berupa kemampan komunikasi yang efesien dan efektif, kemampuan adaptasi dengan keragaman budaya, dan kemampuan kememimpinan.”

Dekan Fisipol UWM Dr As Martadani Noor, MA menjelaskan, fakultanya meluluskan 23 mahasiswa untuk wisuda semester genap tahun akademik 2022/2023. Wisuda dilaksanakan Sabtu, 2 September 2023 di Kampus Terpadu UWM.

Para wisudawan dari Fisipol lulus dari Prodi Administrasi Publik sebanyak 14 orang, Sosiologi 6 orang, Ilmu Komunikasi 3 orang.

Para lulusan fisipol, kata Martadani, hendaknya menerapkan cara berpikir komprehensif dan kritis saat terjun ke masyarakat. Pikiran demikian sebagai bagian dari menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah.

“Kita bisa merasakan pengetahuan itu bermanfaat saat kita dihadapkan dengan persoalan di tengah masyarakat. Saran saya terapkan cara berpikir komprehensif.”

Akselerasi Pendidikan Menjadi Pilihan Paling Rasional

Universitas Widya Mataram (UWM) selalu menatap ke depan untuk melakukan terobosan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Pendidikan dan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan tinggi. Langkah tersebut mencakup penyesuaian kurukulum perkuliahan maupun infrastruktur fisik penunjang Pendidikan.

“Kami selalu berpikir dan bertindak secara progresif dan akseleratif. Ini pendekatan yang paling rasional bagi civitas akademika UWM dalam menyelenggarakan pendidikantinggi,” kata Ketua Panitia Dies Natalis Ke-41 Uwm 2023 Dr. As Martadani Noor, MA.

Selama empat dasawarsa menyelenggarakan pendidikan tinggi, UWM telah memainkan peran penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang siap menjadi tulang punggung masyarakat dalam mengelola proyek dan pekerjaan serta mengatasi berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan lainnya.

“Itu dibuktikan dengan hadirnya 9.717 orang alumni yang memiliki pekerjaan maupun profesi terhormat di tengah Masyarakat,” kata Martadani.

Sejalan dengan dinamika persoalan kemasyarakatan dan kemajuan teknologi, UWM melakukan berbagai penyesuaian kurikulum yang sesuai dengan dinamika zaman dan tantangan dalam masyarakat.

Dari segi infrastruktur pendidikan berupa gedung telah dibangun menjadi Kampus Terpadu di Jalan Tata Bumi Selatan, RT.06/RW.08, Area Sawah, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Gedung ini melengkapi kampus klasik di Dalem Mangkubumen KT III/237 Yogyakarta.

Langkah-langkah strategis itu menjadi karakter dari sikap progresif dan langkah akseleratif UWM. Kondisi ini menjadi alasan mendasar Dies Natalis ke-41 UWM mengusung tema “Progresif Akseleratif Membangun UWM yang Kompetitif”.

Ekspresi pemikiran tersebut sesuai dengan visi pendiri UWM,  Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersama KGPH Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY). Dalam pidato peluncuran kampus ini, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan,  “Saya mendirikan Universitas Widya Mataram tidak untuk menambah deretan panjang jumlah perguruan tinggi di Yogyakarta, tetapi saya ingin memberikan alternatif bagi dunia pendidikan di Yogyakarta”.

Rangkaian kegiatan

Manyongsong peringatan kelahiran ke-41 UWM pada 7 Oktober 2023, panitia dies menyiapkan serangkaian kegiatan bernuansa pemberdayaan intelektual, peningkatan kebugaran fisik, dan kegiatan spiritual.

Pemberdayaan intelektual dalam bentuk kegiatan-kegiatan ilmiah, di antaranya workshop “Inkubasi Bisnis dengan Pemanfaatan Digital Marketing”, “Etika Digital untuk Generasi Online”, “Digital Bermartabat di Dunia Maya”, “Literasi Digital untuk Anak dan Remaja”.

Kegiatan intelektual terkait seperti Kompetisi Video TikTok Mahasiswa dengan tema “Raih Masa Depan di UWM”, E-Sport Competition , Lomba Sketsa dan Walking Tour, Food Festivald. Lomba Pidato Bahasa Inggris.

Penyegaran fisik dan hiburan antara lain turnamen olah raga, jalan sehat, lomba senam, karaoke, menghias tumpeng. Kegiatan spiritual seperti ziarah dan doa di makam pendiri UWM, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, di Makan Raja-raja di Imogiri, perhelatan malam renungan bersama.

Rangkaian kegiatan  itu berlangsung selama September sampai Oktober 2023. “Kegiatan melibatkan para dosen dan karyawan serta masyarakat umum terutama warga di lingkungan Kampus Terpadu UWM Banyuraden,” kata Martadani.

Sosiologi UWM dan UTM Menjalin Kerjasama

Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Universitas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Widya Mataram (Fisipol UWM) dan Prodi Sosiologi Fakultas Ilomu Sosial dan Ilmu Budaya (Fisib) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) saling bersapa dan membicarakan peluang kerjasama Tridharma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. Penjajakan kersajama berlangsung dalam pertemuan kedua pihak di Ruang Nusantara Fisipol UWM Yogyakarta, Kamis (13/7/2023).

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Prodi Sosiologi Fisib Dr. Arie Wahyu Prananta, M.Sos, Dr. Agustinus Gergorius Raja Dasion, S.S., M.A, Mohammad Afifuddin, S.Sos., M.A, sementara tuan rumah hadir Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Puji Qomariyah, S.Sos, MA, Dekan Fisipol UWM Dr. As Martadani Noor, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik Tommy Satriadi Nur Arifin, S.I.Kom., M.A,  Ketua Prodi Sosiologi Paharizal S.Sos, MA, dosen sosiologi Dwi Astuti, MA, dan Dr. Mukhijab, MA.

Martadani menyatakan Fisipol UWM menyampaikan apresiasi atas kunjungan jajaran Prodi Sosiologi UTM. “Ini suatu kehormatan jajaran Prodi Sosiologi Fisib UTM berkunjung ke Prodi Sosiologi Fisipol UWM.”

Menurutnya Prodi Sosiologi beserta dua Prodi lainnya (Ilmu Komunikasi, dan Prodi Administrasi Publik) di Fisipol UWM sangat peduli dengan masalah-masalah sosial, budaya, dan politik. Terdapat sejumlah pengalaman dalam penyelenggaraan Pendidikan, riset, dan pengabdian berbasis pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Misalnya program mahasiswa magang, riset dan pengabdian dalam pengelolan sampah dan lingkungan.

Paharizal menyatakan, sumber daya dosen sosiologi sangat mendukung bekerjasama dengan UTM dalam berbagai ranah Tridharma Perguruan Tinggi seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, kolaborasi riset, dan pengabdian masyarakat.

Arie Wahyu Pranata menjelaskan, kunjungannya ke Fisipol UWM untuk menjajaki kerjasama dengan Prodi Sosisologi UWM dalam bidang Pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.

“Kami memiliki program-program yang menarik untuk dikolaborasi antara Prodi Sosiologi UWM dan Sosiologi UTM.”

Dalam bidang pendidikan, dia mencontohkan peluang untuk pertukaran dosen mengajar, bidang riet kolaborasi komparasi kehidupan masyarakat pantai di Kawasan Madura dan Yogyakarta. Bidang pengabdian masyarakat Kemudian Prodi Sosiologi UTM memiliki program rekayasa pengelolaan sampah menjadi briket dan perkakas rumah tangga seperti kursi.

Pada akhir pertemuan, para pihak sepakat untuk menindaklanjuti kerjasama dalam kerangka MBKM. (Humas Fisipol)***

PATRIARKI : TIDAK NAMPAK TETAPI ADA

Berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan, masih terjadi di masyarakat, tidak terkecuali di  Yogyakarta. Banyak dan beragam juga jenis kekerasan yang terjadi, mulai dari kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan ekonomi, penelantaran bahkan kekerasan seksual. Hal tersebut terungkap dalam diskusi yang diselenggarakan di LPPM Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Forum diskusi ini diikuti oleh sukarelawan SIGRAK dari sebagian kelurahan di Kota Yogyakarta. Relawan SIGRAK merupakan komunitas sukarelawan yang menjadi ujung tombak penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Yogyakarta. Organisasi SIGRAK ini berada dalam koordinasi dengan UPT PPA Kota Yogyakarta. Sebagai pemandu dalam diskusi adalah Dwi Astuti, S.Sos, M,Si, pengajar di Program Studi Sosiologi Universitas Widya Mataram. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi keberadaan idiologi patriarki sebagai akar persoalan kekerasan terhadap perempuan serta untuk memberikan rekomendasi penanganan dan upaya prefentif terhadap terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan.

Salah satu yang menjadi fokus pembahasan dalam diskusi ini adalah juga keberadaan idilogi patriarki sebagai sebab munculnya kekerasan terhadao perempuan dalam masyarakat. Dalam diskusi terjawab bahwa sebab teradinya persaoalan kekerasan terhadap perempuan yang paling utama adalah aspek pendidikan dan berkelindan dengan aspek ekonomi. Bagaimana dengan idiologi patriarki? Apakah idiologi patriarki memiliki peran dalam menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan? Dalam diskusi terungkap bahwa kebanyakan penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan adalah rendahnya tingkat pendidikan yang terkadang juda berkelindan dengan aspek ekonomi. Walaupun dalam diakui bahwa beberapa kasus kekerasan terjadi karena cara berpikir yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang lemah atau dibawah laki-laki. Kebanyakan kasus, idiologi patriarki tidak pernah terdeteksi sebagai penyebab langsung terjadinya tindakan kekerasan terhadap perempuan, namun ada juga kemungkinan bahwa masyarakat sudah menjadikan idiologi patriarki ini sebagai hal yang biasa, sehingga dianggap hal yang wajar, bukan sebagai masalah. Idiologi patriarki tidak pernah dianggap sebagai penyebab langsung terjadinya kekerasan terhadap perempuan, namun bukan berarti tidak berpegaruh sama sekali. Contohnya saja relasi suami-istri yang yang menempatkan perempuan lebih lemah dan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, berada di bawah wewenang dan perintah laki-laki. Rendahnya tingkat pendidikan perempuan korban kekerasan juga berakar dari idiologi petriarki yang tidak memberikan akses pendidikan kepada perempuan seperti terhadap laki-laki. Keterbatasan kesempatan ekonomi pada perempuan jika dibandingkan dengan laki-laki juga dipengaruhi oleh patriarki yang menempatkan peran publik pada laki-laki dan peran domestik pada perempuan. Selama ini penanganan terhadap kasus kekerasan terutama bertujuan untuk melakukan penanganan kasus. Namun diakui perlu juga menyentuh ranah kesadaran tentang relasi gender laki-laki dan perempuan atau ranah idiologi patriarki. Karena lagi-lagi diakui bahwa edukasi memiliki peran penting dalam menangani dan menghindarkan kekerasan terhadap perempuan, termasuk di dalamnya adalah edukasi terkait kesetaraan relasi gender.

(Humas Fisipol UWM)

Membangun Visi Mahasiswa Melalui Kegiatan Kuliah Lapangan

Program Studi Sosiologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta mengirimkan  mahasiswanya untuk melakukan kegiatan Kuliah Lapangan. Kegiatan kuliah lapangan merupakan bagian dari proses belajar mengajar mata kuliah Pengorganisasian, Partisipasi dan Fasilitas. Sebanyak 46 mahasiswa terlibat dalam kegiatan kuliah lapangan ini dan dibagi dalam enam kelompok. Enam kelompok tersebut dikrimkan untuk mengikuti kegiatan kuliah lapangan tentang pemberdayaan dan pngorganisasian masyarakat di enam lembaga dan organsiasi masyarakat serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keenam lembaga dan organsiasi yang menjadi tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini adalah lembaga dan organsiasi yang ada di Yogyakarta, antara lain, Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA), Kempung Wisata Budaya Tahunan, Program Pemberdayaan Literasi Terapan yang diselenggarakan Perpustakaan Kota Yogyakarta, Program KUBE Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigarasi Kota Yogyakarta, Yayasan Anissa Swasti (YASANTI) dan TBM Mekar Insani. Tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini antara lain  untuk  mengaplikasikan pengetahuan tentang pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat yang telah diterima dari  mata kuliah Paradigma Pemberdayaan Masyarakat, selain itu juga untuk mengenalkan dan membiasakan mahasiswa sosiologi berada di tengah-tengah masyarakat secara langsung dengan berbagai permasalahnya, dan yang terakhir dan utama adalah untuk membentuk sikap dan memberikan inspriasi akan pilihan karya mereka ketika kelak mereka menjadi sarjana sosiologi, atau dengan kata lain akan menjadi sarjana sosiologi yang sperti apa (to be).

(Humas Fisipol UWM)

PROGRAM MAGANG MAHASISWA MENAMBAH MUTU KUALITAS LULUSAN

Kantor Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Dinas Dikpora DIY melaksanakan acara penarikan mahasiswa magang prodi Administrasi Publik FISIPOL Universitas Widya Mataram yang telah selesai mengikuti magang pada hari Selasa pagi, 28 Februari 2023. Kepala Kantor BPO, Drs. Priyo Santoso, M.M dalam sambutannya  berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada institusinya sebagai tempat magang. Program magang dapat terlaksana dengan baik berkat sinergitas kampus dan institusinya. Mahasiswa yang diterjunkan magang selama 1 (satu)  bulan, dilibatkan dalam kegiatan seksi Olah Raga, seksi Pemuda dan  Bagian Tata Usaha. Dalam penarikan magang tersebut, Dosen Penanggung Jawab Program, Dr. Oktiva Anggraini S.I.P., S.Pd. M.Si.  menegaskan pentingya program magang dalam menunjang mutu lulusan. Melalui magang, mahasiswa berkesempatan  menambah, mengasah, mengembangkan ketrampilan yang baru ditemui maupun yang sudah dipelajari  di kampus sebelumnya, Magang memberi peluang bagi mahasiswa mengenal dunia kerja lebih dekat. Berharap bahwa, ilmu dan ketrampilan yang diperoleh selama magang dapat berguna bagi dunia kerja nantinya. Pihaknya berterima kasih karena kantor BPO Disdikpora DIY  telah bersedia membekali para mahasiswa dengan ilmu, ketrampilan serta soft skill yang bermanfaat. Ke depan. Oktiva yang juga menjabat sebagai Kepala LPPM berharap, selain program magang,  ada sejumlah program yang dapat dikerjasamakan antar institusi.  Perwakilan mahasiswa Maszuza Syahlevi, pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa terima kasih karena selama magang, mahasiswa  diterima dengan baik di Kantor BPO Disdikpora DIY. Hadir dalam acara penarikan magang, Kepala Subbag TU, Dwi Budi Astutiek, S.Pd., Kepala Seksi Olahraga Danang Agus Yuniarto, S. Pd. Jas., M.Or. dan Kepala Seksi Pemuda Rini Admiwati, S.Sos. Selain BPO Disdikpora DIY, mahasiswa magang Prodi Administrasi Publik FISIPOL UWM diterjunkan ke  Kapanewon Sedayu; Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak Yogyakarta, SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta; Dinas PUP ESDM DIY;  Balai Pengawasan dan Pengendalian Perizinan ESDM Wil. Sleman, Yogyakarta dan Gunungkidul;  Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) UPT Kantor Pencarian dan Pertolongan Yogyakarta; Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta; Fakultas Teknik UGM u.p. Departemen Teknik Mesin dan Industri; Balai Kalurahan Temon Kulon. Kabupaten Kulon Progo;  Dinas Sosial DIY u.p Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita; Satpol PP Bantul; Dinas Sosial DIY u.p Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras; Dinas Pendidikan Kab. Sleman; Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yk; Bagian Administrasi & Keuangan Setda Kota Yogyakarta. Bertindak sebagai dosen pendamping magang: Suwarjo, SIP., MSi.; Retno Kusumawiranti, S.Sos., MPA., Sri Lestari Harjanta, SIP., MSi.;  Dra. Hj. Syakdiah, MSi. dan Dr. Oktiva Anggraini, SIP., S.Pd. M.Si.

PELEPASAN CALON WISUDAWAN FISIPOL

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Widya Mataram / FISIPOL UWM melaksanakan acara pelepasan calon wisudawan dan wisudawati dalam rangka pelaksanaan Wisuda Sarjana Universitas Widya Mataram Periode Ke-59. Kegiatan pelepasan dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 14 Oktober 2021. Kegiatan yang diorganisir oleh para calon wisudawan dan wisudawati ini diselenggarakan di Bale Ayu Resto Yogyakarta dengan tetap mengutamakan Protokol Kesehatan dan dihadiri oleh Rektor UWM, Dekan lingkup universitas, serta dosen dan tendik FISIPOL.
Dalam sambutan yang disampaikan secara umum. Calon wisudawan/wisudawati harus mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang sesungguhnya yaitu memasuki persaingan dunia kerja. Keterampilan dan kemampuan berkomunikasi menjadi modal utama untuk terjun di masyarakat.
Lulusan FISIPOL UWM sebanyak 21 orang yang terdiri dari Program Studi Adminstrasi Publik dan Program Studi Sosiologi diharapkan untuk menjalin komunikasi yang baik dan berkontribusi dalam pengembangan almamater. Selain itu lulusan FISIPOL UWM juga harus mampu mengembangkan daya saing di masyarakat dengan karakter moral dan kompetensi yang unggul di bidangnya masing-masing.

-tim liputan-

ILKOM FEST #1 : BERKREASI DALAM SOLIDARIT

Sabtu, 18-19 September 2021 telah berlangsung acara ILKOM FESTIVAL (selanjutnya disebut ILKOM FEST) oleh HIMAKOM Universitas Widya Mataram  secara online.  Acara tersebut mengangkat temamenciptakan wadah berkreasi dalam asas kesolidaritasan bersama dan diketuai oleh M. Fazal Syamdhika, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2019 yang juga mengepalai divisi Podcast di HIMAKOM UWM. Panitia ILKOM FEST mengadakan acara ini untuk memperkenalkan organisasi himakom sekaligus untuk memberikan gambaran perkuliahan kepada mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi.

Solidaritas diangkat guna memberikan pemahaman mahasiswa baru mengenai Ruang Silang Budaya yang telah menjadi visi Prodi Ilmu Komunikasi dan juga acuan HIMAKOM dalam berkegiatan. Kita tidak dapat menghindari perbedaan, karena kita memang sudah diciptakan berbeda, namun kita dapat menumbuhkan pemahaman bahwa kita berbeda agar dapat saling menerima tanpa menuntut perubahan.    

Acara tersebut dibuka pada pukul 09.00 WIB, dan dimulai  oleh sambutan pembina Himakom yaitu Latifa Zahra S.Ikom, M.A, lalu acara ini dibuka oleh perkenalan panitia himakom dan peserta, dilanjutkan dengan menjelaskan organisasi himakom dan juga divisi- divisi yang ada dalam organisasi himakom tersebut. Pada sesi berikutnya peserta di persilahkan masuk ke breakroom yang telah di sediakan karena sharingseputar organisasi Himakom akan dilakukan dengan cara tersebut. Melihat banyaknya mahasiswa baru yang antusias mengikuti, panitia telah mempersiapkan pemdampingan pada setiap kelompok. Acara ini dilaksanakan selama 2 hari (18 – 19 Septermber 2021) Pada hari pertama, penjelasan mengenai HIMAKOM dan sharing disetiap kelompok dilaksanakan agar mahasiswa baru lebih mengenal HIMAKOM. Tidak lupa agar suasana lebih cair, panitia dan peserta mengadakan ice breaking dan di akhiri dengan sesi foto bersama.

Hari kedua dibuka pukul 18.30 WIB, acara ini dibuka dengan sharing-sharing seputar kuliah dan juga etiket, tidak lupa pada sesi ini, panitia mengundang mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mengibur peserta dengan suara emas mereka yaitu M. Qoddar Rahmatullah dan Abdullah Jabbar, dilanjutkan dengan acara malam motivasi yang dimana setiap peserta dan panitia menyiapakan lilin dan juga korek api, setiap peserta dan panitia akan dipanggil satu persatu dengan menyebutkan nama, motto hidup, cita-cita, dan juga alasan mereka memilih Prodi Ilmu Komunikasi. Terakhir acara ini di tutup dengan sesi foto bersama.

-Tim Liputan-

STADIUM GENERALE FISIPOL UWM 2021 “MEMBANGUN KARAKTER BUDAYA POLITIK DALAM BERDEMOKRASI”

Pasa Jumát, 17 September 2021 telah dilangsungkan Stadium Generale dengan tema “Membangun Karakter Budaya Politik dalam Berdemokrasi.” Acara dilangsukan secara Daring menggunakan Zoom Meeting dengan peserta sejumlah 205 orang. Acara ini dipandu oleh MC saudari Ari Sona, dengan moderator Bapak Matheus Gratiano Mali, MPA., dan narasumber Bapak Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A.

Stadium Generale ini merupakan kuliah umum wajib yang bertujuan untuk menyambut mahasiswa baru fisipol. Dengan harapan acara ini juga dapat memberikan wawasan baru tentang budaya politik yang bersih dan bermartabat, yang mana menjadi salah satu concern kajian keilmuan di Fisipol UWM.

Dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Panitia Studium Generale Fisipol Bapak Matheus Gratiano Mali, MPA. Beliau menyampaikan tentang acara Studium Generale yang dilakukan  menjadi kegiatan rutin tahunan FISIPOL UWM. Kegiatan yang biasanya diadakan secara tatap muka ini namun sjak tahun 2020 dialihkan ke dalam pertemuan virtual dikarenakan masih adanya kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19.

Beliau juga menjelaskan tentang acara stadium generale yang bertemakan politik dimana isu politik di Indonesia kini masih banyak yang harus dibenahi. Terutama dalam membangun budaya politik yang bermartabat dengan berlandaskan nilai-nilai pancasila.

Acara dibuka secara formal oleh Bapak Dr. As Martadani Noor, MA selaku Dekan Fisipol. Dalam pembukaannya, beliau menyampaikan tentang karakter budaya politik bangsa yang berlandaskan dengan nilai-nilai demokrasi juga terkandung dalam visi-misi UWM yang sebagai kampus budaya. Ninai-nilai demokrasi merupakan hal penting untuk digunakan dalam membangun budaya politik yang bersih dalam sebuah kelembagaan sosial masyarakat. Beliau juga mengucapkan terimakasih kepada para hadirin dan narasumber yang sudah berkenan hadir dalam acara tersebut.

Memasuki acara utama, diisi oleh narasumber Bapak Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A yang saat ini menjabat sebagai Dosen sekaligus Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM. Sebelum memberikan kuliah umum, beliau memberikan kuesioner kepada mahasiswa tentang peran mewujudkan demokrasi yang lebih baik, keikutsertaan dalam pemilu, dan tokoh demokratis di Indonesia. Kuesioner ini bermaksud untuk melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa atentang demokrasi.

Dalam kuliah umum ini, Beliau menyampaikan tentang bagaimana cara berpikir politis untuk membangun budaya demokrasi dalam masyarakat. Cara berpikir manusia merupakan sebuah kultur yang dapat dibangun sejak dini di lingkungan akademis kampus. Demokrasi sejatinya memiliki esensi sebagai pengawasan rakyat, sebab demokrasi adalah kedaulatan berada di tangan rakyat. Dimana rakyat harus berperan dalam pengawasan pemerintah demi kelangsungan budaya demokrasi politik yang baik.

Usai pemaparan dari narasumber, acara dilanjutkan dengan dengan diskusi dan tanya jawab oleh peserta dan nasumber. Terakhir, acara Stadium Generale ini ditutup pada pukul 10.30 WIB.

-tim liputan, Amala&Theo-