Mahasiswa Sosiologi UWM Menyiapkan Diri Sebagai Sosioprener

Sosioprener (sociopreneur) bisa menjadi mas a depan mahasiswa sosiologi karena bisnis ini memadukan pencapaian keuntungan finansial dan multiefek sosial bagi kesejahteraan orang banyak.

Antonius Satria Hadi, PhD menyatakan, kalangan mahasiswa yang menekuni ilmu sosial sangat relevan mendalami dan mempraktikkan bisnis yang memadukan orientasi keuntungan finansial dan efek sosial tersebut.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta itu menyatakan, kewirausahaan dalam era digital menekankan sudut pandang yang baru, yang didasarkan pada pola pikir positif (positive mental attitude).

Menurutnya, sosioprener bisa mulai dengan menggalakkan kemampuan untuk melahirkan sesuatu yg baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya

Kemudian memadukan sudut pandang yang baru dan kombinasi pemikiran baru (perspektif).Pemasaran produk misalnya, strategi pemasaran online perlu diprioritaskan, selain menerapkan pemasaran offline.

“Sosioprener bisa menghadirkan barang atau jasa yang sebelumnya sama sekali belum ada untuk dipergunakan,” kata dia.

Pijakan berpikir sosioprener bisa berangkat dari dua aspek yaitu bisnis dari hobi atau bisnis untuk memberi solusi.

Manager JazziePro Yogyakarta Alexander John Hartarto menceritakan pengalaman wirausaha. Awal merintis karir, Alex bekerja di beberapa perusahaan dan pindah-pindah kota.

Ketika mengalami jenuh dengan pekerjaannya, terdapat keinginan untuk bekerja secara mandiri. “Awalnya bingung, bagaimana mulai wirausaha, dari mana mulai, dan bagaimana modalnya.”

Pada saatnya menemukan jenis usahanya, memproduksi alat musik pukul berupa kajon, dan memasarkan produk alat musik pabrikan, Alex mengaku usahanya tidak otomatis mendatangkan untung, keuntungan diperoleh melalui proses manajemen yang sistematis.

“Kami mulai dengan branding produk sendiri di media sosial, mendapat respon dari konsumen, dan strategi ini dijalankan secara konsisten dan berlanjut.”

Pada perjalanannya bisnis alat musik berhasil, dipadukan dengan persewaan sound system. “Kalian sebagai mahasiswa bisa mulai mencari referensi usaha apa yang bisa dijalankan, kemudian apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Ketika ketemu apa yang bisa dijadikan usaha, mulai saja jangan takut, dan jangan ragu.”

Pandangan tersebut disampaikan di depan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UWM pada acara Workshop Kewirausahaan dan Pemasaran Online Sebagai Profesi Masa Depan Lulusan Sosiologi, Kamis (16/5/2024). Para peserta mahasiswa peserta matakuliah kewirausahaan dan peminat lainnya dari Prodi Sosiologi. Pelaksana kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi, dan pembicara Antonius Satria Hadi, PhD, Alexander John Hartarto, dan Dekan Fisipol UWM Dr. Martadani Noor, MA.

Ketua Prodi Sosiologi Fisipol UWM Dr. Mukhijab, MA menyatakan, workshop kewirausahaan bagi mahasiswa sosiologi ini bagian dari usaha Prodi Sosiologi Fisipol UWM membekali ketrampilan lunak (soft skill) bagi mahasiswa. Dengan usaha demikian, para lulusan sosiologi bisa leluasa untuk merintis karir usai mereka lulus kuliah.

Mereka bisa menyiapkan karir wirausaha sosial atau sosialprener misalnya, yang berkaitan erat dengan matakuliah sosiologi.

Dari workshop tersebut, para mahasiswa mendapat tugas untuk membuat prototip usaha yang ingin mereka rintias. ***

Administrasi Publik Boyong Tiga Piala

Perwakilan Prodi Administrasi Publik (AP) Fisipol UWM berjaya dalam Mataram Futsal Rotation Vol.2. Dalam kompetisi yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UWM ini, Prodi AP berhasil memborong tiga piala.

Prodi AP menurunkan dua tim dalam turnamen yang berlangsung di Lapangan Futsal Dolano, kawasan Patangpuluhan ini. Dua tim itu adalah Kawa Kawa FC dan Squad AP FC. Keluar sebagai juara dalam turnamen ini adalah Kawa Kawa FC. Dalam final, Kawa Kawa FC berhasil mengalahkan Papeda FC (Fakultas Hukum). Sementara itu, Squad AP FC berhasil membawa pulang piala setelah mengkandaskan The Prabu FC dalam perebutan juara tiga. Kemenangan perwakilan Prodi AP makin lengkap dengan piala top skor yang berhasil diraih Ilyas (Squad AP FC). Dalam turnamen itu, Ilyas menjadi pemain paling subur dalam mengoleksi gol.

Kapten Kawa Kawa FC, Adinul Yakin mengaku bangga dengan prestasi yang berhasil diraih. Mahasiswa angkatan 23 ini juga mengapresiasi panitia yang telah menyelenggarakan turnamen tersebut. “Turnamen ini mempererat sekaligus mengembangkan bakat mahasiswa UWM. Terimakasih pada Tim Kawa Kawa Administrasi Publik dan juga Fakultas Hukum yang telah menyelenggarakan kegiatan ini,” tandasnya.

Sementara itu, Kapten Squad AP FC, Alif mengatakan turnamen yang diadakan Fakultas Hukum ini berhasil menyatukan prodi-prodi yang ada di UWM. “Bangga berhasil meraih juara ketiga. Semoga turnamen tahun depan yang diadakan Fakultas Hukum lebih meriah lagi,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Kaprodi Administrasi Publik, SL. Harjanta mengapresiasi atas pencapaian yang berhasil diraih para mahasiswa. “Prodi mengapresiasi prestasi yang telah diraih mahasiswa dalam lomba futsal. Saya mendorong agar para mahasiswa terus mengembangkan bakatnya. Apresiasi juga untuk BEM Fakultas Hukum dan panitia penyelenggara,” pungkasnya. (haj)

Pengamat Sebut Olahraga Setelah Kerja Jadi Ajang Pembuktian Diri

RADAR JOGJA – Ketua Program Studi (Kaprodi) Sosiologi Universitas Widya Mataram Jogjakarta Mukhijab menyebut, fenomena olahraga usai bekerja merupakan kebutuhan menyangkut tren. Hal ini menjadi ajang pembuktian diri, bahwa keikutsertaan seseorang dalam olahraga agar tidak ketinggalan tren.

“Konteksnya untuk menjaga image bahwa orang itu tidak ketinggalan ‘kereta’ dan dia ingin menunjukkan bahwa ada kesamaan selera,” kata Mukhijab kemarin (26/4).

Lulusan Program Doktor Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu melanjutkan, fenomena olahraga setelah pulang kerja sebenarnya sudah biasa. Baik di kota maupun desa.

“Komunitas olahraga juga bisa terbentuk karena mengikuti tren. Pada akhirnya terbangun relasi di zaman sekarang,” ujarnya.

Namun pengamat masalah sosial dan politik Universitas Widya Mataram ini menuturkan, fenomena olahraga setelah jam kerja ada plus minusnya. Sisi positifnya yakni aktif dalam komunitas jejaring sosial. “Memadai untuk kepentingan apapun seperti, bisnis, kerja, hingga pendidikan,” bebernya.

Dia mencontohkan antara atasan dan bawahan. Melalui olahraga bersama, akan ada kedekatan yang berdampak pada relsi kuasa. “Akan menjadi privilege,” lontarnya.

Hanya saja, akan muncul persoalan lain jika relasi kuasa antara atasan dan bawahan hubungannya tidak alami. “Akan teknikal, jadi tidak luwes,” sebutnya. (gun/eno)

https://radarjogja.jawapos.com/lifestyle/654582315/pengamat-sebut-olahraga-setelah-kerja-jadi-ajang-pembuktian-diri

Klub Futsal Sosiologi UWM Bersiap Kompetisi

Latihan rutin maupun latihan bersama futsal mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi dan Prodi lain di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik maupun fakultas lain di lingkungan Universitas Widya Mataram (UWM) terus digalakkan.

Latihan perdana di Lapangan Futsal Tifosi, Senin (27/4/2024) diikuti oleh 21 pemain dari Prodi Sosiologi. Latihan ini dikoordinasikan oleh Mardin dan Julian Andrio dibantu beberapa mahasiswa, dengan manajer Kaprodi Sosiologi Dr. Mukhijab, MA.

Latihan perdana itu mendapat respon dari klub-klub lain di UWM, yang mengajak Klub Futsal Sosiologi berlatih bersama (sparring partner). Latihan bersama antarklub terlaksana antara futsal Prodi Sosiologi dengan Futsal Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Futsal Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala). Sejumlah futsal mahasiswa prodi lain mengantre untuk berlatih bersama dan menunggu dijadwalkan.

Mardin sebagai koordinator merencanakan para mahasiswa Prodi Sosiologi bisa latihan rutin empat kali dalam satu bulan.

“Kita coba latihan rutin satu kali dalam seminggu. Apabila ini bisa berjalan rutin, Klub Futsal Sosiologi bisa eksis dan ikut kompetisi di luar kampus.”

Mukhijab, sebagai manajer, mendukung mahasiswa Prodi Sosiologi mengembangkan bakat dan minat di luar bidang akademik, seperti olah raga massal dalam bentuk futsal dan olah raga lainnya.

“Prodi Sosiologi sangat mendukung para mahasiswanya berinisiatif dalam bidang akademik dan non akademik untuk kemajuan mahasiswa.”

(Humas Fisipol)  

Pimpinan Senat Fisipol 2024-2028 Terpilih

Yogyakarta, (Fisipol UWM)

Senat Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Widya Mataram (Fisipol UWM) periode 2024-2028 telah tersusun dan disahkan oleh Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, MEc.

Pengesahan pimpinan dan anggota senat Fisipol sebagai tindak lanjut atas hasil rapat di Ruang Nusantara Fisipol UWM, Kamis (14/3/2024).

Rapat senat tersebut dipimpin oleh dosen senior Suwarjo. S.LP.. M.Si, yang dihadiri oleh Dekan Dr. As Martadani Noor, Ma dan jajarannya, ketua program studi, dan dosen anggota Senat Fisipol periode 2020-2024.

Melalui pemilihan langsung, ketua senat terpilih Suwarjo. S.LP.. M.Si. dan Sekretaris Senat Puji Qimariyah, MSi, MA. 

Suwarjo mengatakan kesedian menjadi ketua senat dan minta para anggota senat untuk bekerjasama dalam memajukan Fisipol UWM.

Adapun susunan anggota Senat Fisipol sebagai berikut: Dr. AS Martadani Noor. MA  (Dekan),  Dwi Astuti. S.Sos., M.Si (Wakil Dekan I), Dyaloka Puspita Ningrum, S.l.Kom., M.I.Kom (Wakil Dekan II).

Anggota senat dari program studi terdiri dari Sri Lestari Harjant4 S.l.P., M.Si (Ketua Program Studi Administrasi Publik),  Dr. Drs. Mukhijab, M.A (Ketua Program Studi Sosiologi), Nur Amala Saputri, S.LKom., M.A (Ketua Program Studi llmu Komunikasi).

Adapun anggota senat berpangkat lektor  kepala Dr. Drs. Djaja Hendra, M.Si (Lektor Kepala), Dra. Syakdiyah, M”Si. (Lektor Kepala).

Perwakilan dosen tetap  Dr. Oktiva Anggraini, SJ.P., M.Si (Prodi Adrninistrasi Pubtik), Paharizal, S.Sos., M.A  (Prodi Sosiologi), Bagus Ajy Waskyto Suiyanto. S.I.Kom, M.A (Prodi llmu Komunikasi),  Tommy Satriadi Nur Arifin, S.l.Kom, M.A (lhnu Komunikasi).***

Humas Fisipol

tiga lulusan terbaik Fisipol UWM meraih penghargaan

Lulusan UWM Perlu Menjadi Intelektual Solutif

Lulusan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) perlu menyadari perannya sebagai intelektual yang solutif dalam menghadapi tumpukan masalah sosial di tengah masyarakat.

Pesan tersebut disampaikan Dekan Fisipol Universitas Widya Mataram (UWM) Dr. As Martadani Noor, MA dan Rektor UWM Prof.Dr. Edy Suandi Hamid, MEc kepada 40 lulusan baru Fisipol UWM.

Para lulusan yang terdiri dari 31 dari Program Studi Administrasi Publik (Prodi AP), 6 Prodi Sosiologi dan 3 Prodi Ilmu Komuninasi. Dari semua wisudawan tersebut, lulusan terbaik Ari Sona (Prodi AP) dengan IPK 3,92, dengan masa lulus 3,5 tahun.

Wisuda sarjana ke-64 oleh Rektor dan Dekan serta Ketua Prodi pada acara wisuda di Pendopo Agung UWM  Jl. Tata Bumi Selatan, RT.06/RW.08, Area Sawah, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Sabtu (24/2/2024).

Mereka juga telah mengikuti yudisium dan pelepasan lulusan baru 2023/2024 yang diselenggarakan oleh Dekanat Fisipol UWM di Hotel Tasnem Yogyakarta,Rabu (22/2/2024).

Martadani menyatakan, lulus kuliah merupakan tahapan pendalaman dari ilmu yang sudah dipelajari selama sekolah dan kuliah.

“Menghadapi persoalan di tengah masyarakat dan menemukan solusi dari masalah yang ada, ini merupakan tahapan baru yang disebut pendalaman ilmu pengetahuan dengan persoalan nyata di masyarakat.”

Lulusan perguruan tinggi manapun, menurutnya, akan dilihat oleh masyarakat seberapa peran dan besar sumbangan dalam menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat.

Peran tersebut ditunjukkan oleh para luluasan yang sudah bekerja maupun lulusan yang nantinya bekerja.

Yang sudah bekerja melanjutkan perannya dengan status baru sebagai sarjana, sementara lulusan yang merintis kehidupan baru akan menentukan langkah bagaimana berperan di masyarakat.

Prof Edy Suandi Hamid menyatakan, peran sebagai intelektual solutif bisa diekspresikan oleh lulusan Fisipol terhadap persoalan kontekstual, seperti masalah pasca Pemilu 2024.

“Para lulusan administrasi publik dan sosiologi bisa memainkan peran bagaimana ikut menyelsaikan masalah publik berkaitan persoalan pasca Pemilu 2024. Sebagai lulusan yang berlatar belakang ilmu administrasi publik dan sosiologi, jangan diam saja melihat persoalan-persoalan pasca pemilihan presiden dan legislative.”

Peran menyelesaikan masalah menjadi indikator bagaimana ijazah yang diterima sebagai sarjana baru memiliki makna di tengah masyarakat.

“Ubah ijazah sebagai selembar kertas dengan menjadikan pemiliknya berperan dalam persoalan sosial, politik,dan masalah lainnya.”

Kemudian intelektual bidang administrasi publik,sosiologi dan ilmu komunikasi perlu merencanakan studi lanjutan (S2).

“Tawaran beasiswa sangat banyak dari berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Akses beasiswa, kuliah lagi. Sebagai intelektual lulusan perguruan tinggi, lanjutkan belajar karena belajar tidak pernah selesai.Saya sebagai profesor tidak Lelah belajar, terus membaca.”

Wisuda ke-64

Prosesi wisuda (UWM) menghadirkan Bregada Kraton Yogyakarta. Sebagai kampus berbasis budaya, UWM selalu mengedepankan nilai-nilai luhur Yogyakarta dalam setiap kegiatannya. Penggunaan Bregada Kraton Yogyakarta dalam wisuda merupakan simbolisasi komitmen UWM untuk melestarikan budaya dan tradisi Yogyakarta, sekaligus memberikan pengalaman istimewa bagi para wisudawan.

Wisuda ini menjadi momentum kemajuan baru UWM karena universitas melahirkan perdana sarjana magister (S2) hukum. Vicki Dwi Purnomo menjadi wisudatawan magister hukum pertama terbaik dengan IPK 3,98 untuk jenjang S2

Wisuda melibatkan 277 sarjana baru,yang terdiri dari S1 dan S2. Sebanyak 269 wisudawan/wisudawati jenjang S-1 dan 8 orang jenjang S-2. 

Mereka yang diwisuda ini terdiri dari 16 orang Prodi) Akuntansi, 10 Prodi Manajemen, 2 Prodi Kewirausahaan, 172 orang dari Prodi Hukum, 31 Prodi Administrasi Publik, 6 orang dari Prodi Sosiologi, 3 Prodi Ilmu Komunikasi, 13 Prodi Arsitektur, 8 Prodi Teknik Industri, 8 Prodi Teknologi Pangan dan Prodi Magister Hukum sebanyak 8 orang.

Dari 277 wisudawan/wisudawati tersebut, 96 wisudawan atau 34,65 % di antaranya memperoleh predikat cumlaude. Dengan wisuda kali ini, jumlah lulusan UWM telah berjumlah 9.756 orang.

Konektivitas Multidisiplin Memajukan Fisipol

Struktur Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram(UWM) priode 2024-2028.

Pemilihan dekan baru dilaksanakan pada 5 Januari 2024 dipimpin Ketua Senat Fisipol Dr. Oktiva Anggraini SIP.S.Pd.MSi. Terdapat dua kandidat Puji Qomariyah, MSi dan Dr As Martadani Noor. As Martadani Noor terpilih menjadi dekan baru.

Dengan demikian, pimpinan dekanat Fisipol tersebut melanjutkan kepemimpinannya untuk periode ke dua. Periode pertama dilaksanakan pada 2020-2024.

Senat Fisipol melanjukan sidang untuk memilih wakil dekan di ruang Nusantara, Jumat, 2 Januari 2024. Rapat Senat dihadiri dihadiri 11 orang anggota Senat.

Menurut Ketua Senat Dr. Oktiva Anggraini, SIP.S.Pd.MSi, sidang memilih wakil dekan merupakan kelanjutan dari pemilihan Dekan Fisipol. Sesuai fungsinya, maka Senat Fisipol memberikan pertimbangan bagi nama-nama yang diajukan oleh dekan terpilih, dan sekaligus menghormati tradisi dialog antaranggota senat dan elemen lain di fakultas.

Rapat senat lanjutan menyepakati  Wakil Dekan I (akademik) dijabat oleh Dwi Astuti, S.Sos., M.Si, dan  Wakil Dekan II (keuangan) Dyaloka Puspita Ningrum, S.I.Kom., M.I.Kom.

“Keduanya telah dipilih dengan berbagai pertimbangan dan dinilai tepat untuk bekerjasama dengan dosen dan tendik serta  menghadapi tantangan ke depan. Tantangan terdekat penambahan dua program studi baru.”

Oktiva Anggraini menyampaikan respek atas dukungan semua anggota senat dalam memilih dan memutuskan struktur personal dekanat.

Harapannya, smua sivitas akademika untuk mengingatkan kolaborasi antarprodi dalam berbagai kegiatan di internal fakultas maupun di Masyarakat. Kolaborasi ini sangt diperlukan dalam memenuhi standar penilaian penjaminan mutu dan akreditasi lembaga perguruan tinggi.

Dekan terpilih As Martadani Noor menyatakan, pemilihan dekan sebagai bagian dari proses  untuk perubahan dan kemajuan fisipol. Penyegaran kepemimpinan juga sebagai bagian cara evaluaai masa lalu dan diikuti dengan  sikap untuk menatap masa depan (prospektif). Evaluasi menjadi titik tolak pembenahan untuk pemandu meraih capaian kemajuan.

“Kami sivitas akademika Fisipol UWM  menunjukkan sikap optimis dengan kebijakan dan kegiatan yang berbasis pada  tanggungjawab,  berintegritas, transparansi, taat regulasi, akademis, kerjasama dan kesetaraan.”

Martadani menyadari Fisipol UWM  harus menjawab tantangan kini dan masa depan yang semakin kompleks. Strateginya membangun konektivias multi-sektoral, dengan menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi  yang dibarengi dengan meningkatkan konekvitas multi disiplin, pelayanan, kerjasama dengan  ragam stakeholder dan penguatkan Good Governance University (GCG).***

GEN-Z DAN GERAKAN BERKAIN BERKEBAYA DI LINGKUNGAN KAMPUS

Membuka lembaran baru di awal tahun 2024, tepatnya pada hari Rabu 3 Januari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB telah dilaksanakan kegiatan Banyuraden Art Festival dengan tema “Harmonisasi Budaya dalam Keberagaman” di kawasan Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram. Kegiatan tersebut dihadiri peserta sebanyak 65 orang atau tamu undangan yang terdiri dari sivitas akademik internal ataupun pihak eksternal di sekitaran wilayah Yogyakarta.

Dalam rangka menyelesaikan produk akhir perkuliahan pada mata kuliah Manajemen Event, mahasiswa semester 7 di Program Studi Ilmu Komunikasi ini menggelar beberapa hiburan menarik, diantara : (1) pameran kain nusantara “Javanese Batik Art Culture”, (2) talk show dengan tajuk “Budaya Kontemporer Vs Budaya Lokal dalam Perspektif Kaum Muda”, serta “Apresiasi Kaum Muda dalam Membangun Tren Fashion Berkain Berkebaya”, (3) fashion show “Berkain Berkebaya” dan (4) bazar kuliner yang dimeriahkan oleh sejumlah pelaku UMKM lokal.

Dyaloka Puspita Ningrum,S.I.Kom.,M.I.Kom, menyatakan, kegiatan itu pun diharapkan dapat menjadi semangat yang besar sekaligus energi positif terhadap generasi muda agar semakin melek budaya, terutama untuk mencintai busana lokal yang ada. Disamping memang merebaknya syndrome Fear of Missing Out (FOMO) dan perilaku konsumtif publik yang kian populer di media sosial. Sehingga kondisi tersebut dapat pula dioptimalkan di lingkungan kampus Universitas Widya Mataram sebagaimana Visi “Menjadi Universitas Berbasis Budaya yang Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”.

Banyuraden Art Festival ini juga berkolaborasi secara langsung dengan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Dyaloka Puspita Ningrum,S.I.Kom.,M.I.Kom, sekaligus merupakan dosen pembimbing dari  kegiatan tersebut.

Mendatangkan 2 narasumber praktisi yang berasal dari Abdi Dalem Kapujanggan yaitu Muhammad Ilham Fajar,S.S dan konten kreator yaitu Haura Amalia,S.Pd, sejumlah anggota aktif dari himpunan mahasiswa ilmu komunikasi (HIMAKOM) turut berkontribusi dalam kemeriahan acara itu. Bahkan pihak fasilitator pun menyiapkan berbagai doorprize menarik sebagai bentuk apresiasi terhadap peserta kegiatan yang hadir di lokasi kegiatan.

Lima Dosen Fisipil Memenuhi Syarat Menjadi Dekan

Sebanyak lima orang dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Widya Mataram (Fisipol UWM) memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai kandindat dekan masa jabatan 2024-2028.

Para dosen yang mencapai kepangkatannya sebagai bakal calon dekan adalah Dra. Syakdiah, M.Si, Retno Kusumawanti, S.Sos, M.Si, Dr. Octiva Anggaraini, M.Si, Suwarjo, SIP, M.Si, Dr. As Martadani, MA.

Nama-nama bakal kandidat tersebut terungkap dalam Sosialisasi Bakal Calon Dekan yang dipimpin panitia pemilihan Tommy Satriadi, S.IKom, MA, di Yogyakarta, Jumat (9/12/2023).

Dekan Fisipol periode 2018-2023 Dr. As Martadani, MA akan berakhir masa jabatannya pada Februari 2023.

Tommy Satriadi menyampaikan aturan main pencalonan kandidat dekan. Pencalonan secara perorangan, pangkat yang bersangkutan lektor kepala dan bersedia mencalonkan diri. Calon dekan minimal tiga orang. Apabila jumlahnya kurang dari ketentuan tersebut, maka calon dari pangkat lektor bisa mencalonkan.

“Proses pemilihan dimulai dengan pencalonan dosen bersangkutan dengan mengisi formulir kesediaan dipilih menjadi dekan, pemilihan dilaksanakan secara langsung dan bebas oleh seluruh anggota senat Fisipol UWM.”

As Martadani menyatakan, pergantian dekan tetap mengutamakan kebersamaan meskipun pencalonan secara individu. “Pelaksanaan tetap saling bekerjasama antarsivitas akademika Fisipol UWM.”

Sekretaris Senat Fisipol UWM Puji Qomariyah, S.Sos, M.Si, menyatakan, Fisipol memiliki kebiasaan kearifan lokal dalam pemilihan dekan. Mengingat sulit yang mememuhi syarat inisiatif untuk mencalonkan dirinya sendiri, perlu ada sikap kekeluargaan untuk menemukan kandidat yang benar-benar bersedia menjadi dekan.

Ketua Senat Fisipol UWM Dr. Octiva Anggaraini, M.Si merespon pendapat tersebut dengan mengajak para bakal kandidat yang memenuhi syarat untuk bertemu dan berdiskusi untuk menciptakan pemilihan dekan yang efisien dan efektif. Pertemuan itu dijadwalkan di Kampus Terpadu UWM Jl. Tatabumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman.***

Humas Fisipol UWM

Cosplayer dan Penggemar Anime Jepang Sukseskan Bunka No Masturi #2

Reporter : Raswatilorita

Foto : Panitia Bunka

Puncak Bunka No Matsuri #2, (Minggu/19/11/2023) dimeriahkan  penampilan cosplayer dan penggemar wibu Yogyakarta dan sekitarnya di Kampus Terpadu UWM, Jl. Tata  Bumi Selatan, RT.06/RW.08, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten  Sleman, Yogyakarta.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UWM, Tommy Satriadi  Nur Arifin, S.I.Kom,. MA menyatakan, peserta dan komunitas penghobi budaya Jepang dari berbagai genre seperti gamer, cosplayer, dan penggemar anime Jepang sangat antusias sehingga puncak Bunka No Masturi#2 sangat meriah dan penyelenggaraannya sukses.

Bunka No Matsuri #2 menampilkan berbagai perlombaan, seperti fashion show para coplayer dengan memakai kostum sesuai dengan karakter favorit mereka. Sesi ini menjadi acara yang ditunggu tunggu oleh para pengunjung sebab pada acara inilah meraka dapat melihat berbagai kostum yang dibawakan oleh para cosplayer.

Cosplyer Anime, Elisa Hana mengaku kostum yang dibawakan olehnya terinspirasi dari tokoh Momokai Sakurai yang berada pada anime “Cinderlla Grils”. Elisa menambahkan sangat senang dengan adanya acara Bunka No Matsuri #2 dengan ruang terbuka seperti pendopo menjadi daya tarik yang berbeda dengan perayaan Bunka No Matsuri sebelumnya.

Sesi ini menggundang antusias yang cukup tinggi dari pengunjung terutama bagi mereka yang kagum dengan kostum yang dipakai oleh peserta saat sesi fashion show.

Pengunjung Bunka No Matsuri #2, Tegar Setya Budi menyatakan menikmati acara.”Saya berharap kegiatan ini sebagai rintisan untuk membentuk wadah  ekspresi diri dengan cara berpakaian seperti tokoh favorit dalam cerita film maupun kartun  Jepang.

Panitia menggandeng beberapa UMKM sekitar kampus yang berada di booth kuliner agar peserta dan penonton dapat menikmati acara sekaligus kulineran di sekitar area acara.

Penjaga bazar kuliner makanan dan minuman ringan, Nur Fitri menyatakan, bazar Bunka No Matsuri #2 cukup ramai pada puncak acara dibandingan dengan hari pertama. Para pengunjung antusias untuk menikmati berbagai hidangan di booth kuliner. Ini menguntungkan bagi para pengelola kuliner.

“Saya perhatian stand booth kuliner jumlahnya banyak,dan pengunjung menikmati berbagai makanan dan minuman yang dijajakan,” kata TommySatriadi.

 Volunter, mahasiswa program studi Sosiologi Fisipol UWM Tomi Kurniawan menyatakan sangat senang bisa membantu panitia untuk kelancaran acara.

“Para volunter senang dan bersemangat dengan hadirnya para mahassiwa dan pendemen Bunka No Masturi. Kami berharap acara serupa dilanjutkan dan penyelenggara tetap bekerja sama lagi dengan fisipol UWM.”