SOLUSI ATAU BUKAN? : BERDIAM DIRI DI RUMAH SAJA
31 Desember 2019, pada saat itu dunia digegerkan dengan munculnya kasus penyebaran Wabah Virus Covid-19 yang dikabarkan bermula dari kota Wuhan Cina. Virus Covid-19 adalah virus yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2. Dilansir melalui m.liputan6.com menurut laporan Science Alert, pihak WHO sebelumnya menyebut Virus tersebut sebagai penyakit pernapasan akut 2019-nCov. Lalu pihak WHO sepakat mengganti namanya sebagai Virus Covid-19 yang di mana pernamaan tersebut berasal dari Corona Virus Disease. Di mana penyebaran virus ini diduga berasal dari hewan kelelawar atau trenggiling yang terkontak langsung oleh manusia.
Selang beberapa waktu kemudian, laju pertumbuhan virus ini mulai bergerak dengan pesat. Hingga sampai pada tanggal 9 Juni 2020, virus ini akhirnya hinggap juga di Indonesia dan memberikan banyak dampak bagi seluruh masyarakatnya. Semua mengalami perubahan, baik kegiatan aktivitas fisik sehari-hari, kegiatan berinteraksi sosial, hingga sampai ke sektor pendidikan dan perekonomian pun turut andil dalam persoalan tersebut. Maka tak jarang dari mereka yang mengeluh dalam menerima keadaan baru ini, dan konon katanya sangat merugikan mereka.
Berawal dari satu jiwa yang terpapar virus Covid—19, lalu akhirnya bertambah menjadi dua jiwa hingga mulai bermunculan jiwa-jiwa lainnya yang terpapar virus ini. Lonjakkan kasus angka orang yang tertular Virus Covid-19 ini mulai melebihi garis normal. Bahkan tak hanya itu, kenaikkan angka kematianpun turut ikut berpartisipasi setiap harinya. Karena situasi saat itu mulai mencekam, akhirnya seluruh negara yang ada di dunia ini memberlakukan sistem pencegahan virus Covid-19 dengan melakukan sistem Lockdown.
Di mana, aktivitas yang biasanya kita bisa lakukan di luar rumah seperti misalnya, bekerja, belajar, berbelanja, berolah raga dan lain sebagainya. Kini kegiatan tersebut terpaksa harus dibatasi dan bahkan dialihfungsikan dengan melakukan semuanya itu cukup di rumah saja. Tak hanya semua kegiatan di luar baik waktu maupun kapasitas kunjungannya yang wajib dibatasi, melainkan mereka juga wajib menerapkan Protokol Kesehatan atau dapat kita singkat Prokes yang sudah diatur oleh pemerintahan. Dengan minimal memakai masker saat keluar rumah dan melakukan Physical Distancing saat berada disuatu tempat. Hal ini diberlakukan agar dapat meminimalisir resiko penularan Virus Covid-19 ini yang terbilang sangatlah cepat.
Namun hal ini mengandung banyak pro dan kontra bagi dikalangan masyarakat. Pasalnya banyak dari mereka yang mengalami kesulitan. Seperti di bidang sektor ekonomi, banyak dari mereka yang mengeluh soal penurunan dari pemasukkan pendapatan mereka karena waktu dan kapasitasnya dibatasi. Lalu adapun di bidang pendidikan, banyak dari mereka yang mengeluh ketika dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Di mana banyak para siswa yang kesulitan dalam mencerna materi pendidikan dari guru pengajarnya yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kurang memadainya fasilitas berupa alat media pembelajaran, kesulitan dalam mengakses pelajaran akibat gangguan sinyal atau kuota yang terbatas, juga tak jarang masih ada juga orang tua atau anak yang tidak mengerti bagaimana cara mengoprasikan medianya.
Tidak hanya dikedua bidang itu saja, adapun dibidang kesehatan yang memang jika dilihat dari kacamata sisi positifnya, himbauan dirumah saja memang terbilang efektif untuk mencegah penularan Virus Covid-19 ini. Namun ternyata di sisi lain, hal ini juga dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan kita. Dikutip dari CNN, bahwa terlalu berlama-lama berdiam diri dirumah ternyata mampu mempengaruhi kondisi fisik kesehatan kita seperti, kehilangannya kekuatan otot akibat mengurangnya aktivitas fisik yang pada akhirnya menimbulkan rasa malas untuk bergerak. Ahli Fisiologi Keith Bear mengatakan, “butuh waktu berbulan-bulan untuk membangun kekuatan otot, tetapi hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk menghilangkan kekuatan otot”. (sumber: health.detik.com)
Lalu kondisi Jantung,paru-paru, serta metabolisme tubuh yang melemah. Hal ini diakibatkan kurangnya melakukan aktivitas fisik, serta kurangnya asupan paparan sinar matahari juga yang dapat mempengaruhinya. Akibatnya malah banyak dari kita yang jadi gampang sakit. Karena yang biasanya fisik kita diporsir untuk melakukan banyak kegiatan, tiba-tiba dikendurkan aktivitasya.
Kemudian perubahan bentuk tubuh akibat kurangnya aktivitas fisik. Seperti mengalami kegemukkan karena tidak bisa mengontrol jumlah asupan makanan yang kita konsumsi. Atau disebabkan karena tidak banyak melakukan aktivitas fisik, sedangkan otak dipaksa bekerja secara intens. Terakhir ada juga perubahan pola tidur dan meningkatnya kasus depresi akibat perubahan rutinitas sehari-hari akibat pandemik Covid-19 ini.
Untuk itu, dibutuhkan pertimbangan yang cukup matang dalam menghadapi situasi saat ini. Jika kita memfokuskan satu permasalahan saja, itu tidak cukup dalam memerangi semua masalahnya. Yang ada malah akan menimbulkan efek permasalahan yang baru. Virus Covid-19 memang sangat berbahaya bagi kita. Namun, permasalahan diluar itu juga wajib kita atasi. Lalu bagaimana caranya kita dapat menghalau permasalahan yang sedang terjadi saat ini? Apakah menjadi sebuah solusi, jika kita hanya menerapkan sistem berkegiatan cukup di rumah saja, namun diluar itu segala macam masalah justru bertaburan di mana-mana?.
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Dalam mengatasi lonjakkan kasus penyebaran Virus Covid-19 ini, dibutuhkan kerjasama yang tepat baik pemerintah maupun masyarakatnya. Terlebih dahulu dilihat dari kerjasama antar masyarakatnya yaitu dengan menerapkan pola hidup yang sehat seperti berolah raga, berjemur, mengedepankan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun ia berada. Juga usahakan melakukan kegiatan yang positif seperti mengistirahatkan kinerja otak, serta jika ada kegiatan yang mengharuskan ia keluar rumah, pastikan kegiatan tersebut hanya kegiatan yang dianggap penting seperti bekerja, berbelanja, berolah raga dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Lalu kerjasama antar anggota pemerintahannya dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi terkait masalah ini kepada masyarakat dengan menghimbau selalu terkait kewajiban menerapkan protokol kesehatan. Kemudian, membiarkan mereka yang berwirausaha untuk melakukan kegiatan perekonomiannya namun dalam catatan lebih membatasi kapasitas pengunjungnya dibandingkan waktunya. Kecuali dalam dunia pariwisata, di mana seharusnya ini yang harus dibatasi baik kapasitas maupun waktu oprasionalnya. Adapun hal yang paling utama dalam mengatasi akar permasalahan ini, yaitu dengan memberikan jaminan pelayanan fasilitas yang mendasar bagi mereka khususnya masyarakat yang tinggal dibawah garis kemiskinan.
Dengan terpenuhnya kebutuhan dasar mereka seperti, pendidikan, kesehatan, dan bahan pangan, maka semua permasalahan yang diluar masalah adanya pandemik ini juga mampu teratasi hingga akarnya. Sehingga, masyarakatpun tidak akan keberatan jika penerapan kebijakan dirumah saja harus ditaati. Karena adanya kerjasama ini, kasus pandemik Covid-19 serta permasalahan sosial lain pun akan segera teratasi dengan kurung waktu yang cepat dan efisien.
(Penulis, Zalsabila Putri Fildzah)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!