Kasus Perkelahian Berujung Dua Orang MD di Klaten, Polisi Buru Manusia Silver
Sosiolog Fakultas Ilmu Sosiologi dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM), Dr. Mukhijab MA menjelaskan, ada sebuah filosofi yang dipopulerkan Thomas Hobbes yang cukup kontekstual dengan apa yang terjadi di Klaten itu.
“Manusia adalah serigala bagi serigala lain atau homo homini lupus. Untuk memenuhi hajat atau kepentingannya, siapapun bisa kalap mata,” ucap Mukhijab kepada Tribun Jogja, Kamis (9/5/2024).
Dia mengungkap, setiap manusia bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, termasuk melenyapkan nyawa atau saling membunuh satu sama lain.
Meski motif kasus di Klaten itu belum terkuak, menurut Mukhijab, kejadian brutal itu bisa saja terjadi karena kebutuhan perut.
“Kaum miskin, seperti pengamen, manusia silver, itu pasti menganggap uang Rp 100 sangat berharga karena bisa menyambung hidup esok hari,” jelasnya.
“Kenapa bisa kejam? Ya ketika sumber daya ekonomi sulit didapat, lalu ada sedikit saja uang pemberian, terus ada rival yang ingin merebut, maka itu jadi ancaman untuk kelanjutan hidupnya. Apapun caranya, harus ditempuh untuk mendapatkan apa yang dianggap haknya,” tutur dia lagi.
Menurut dia, pada tragedi tersebut, ada hukum jalanan yang berlaku. Siapa yang kuat di jalanan, dialah yang hidup.
“Negara sebagai raksasa atau leviathan, yang memiliki sumber daya ekonomi dan kuasa mendistribusikan dan mencegah rebutan atau hukum jalanan, seharusnya hadir di tengah kesulitan orang-orang mendapat akses ekonomi,” jelasnya lagi.
Meski demikian, kata Mukhijab, negara menonton kaum miskin jalanan untuk berebut, bahkan berebut sesuap nasi.
Biasanya, negara hadir setelah tragedi terjadi dengan sikap sosialnya, sumbangan duka cita dan sejenisnya.
“Bisa jadi gak cuma tentang kebutuhan perut saja, misalnya rebutan pacar atau gebetan, tersinggung karena dihina, dirundung, tapi aspek demikian, bisa dikendalikan, tidak terbatas pukul atau parang, atau alat lain, kalau perut mereka kenyang. Ketika kenyang, emosi bisa dikendalikan, ketika perut lapar, sulit untuk mengendalikan diri,” tukasnya. (Tribunjogja.com/Drm/Ard)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kasus Perkelahian Berujung Dua Orang MD di Klaten, Polisi Buru Manusia Silver, https://jogja.tribunnews.com/2024/05/10/kasus-perkelahian-berujung-dua-orang-md-di-klaten-polisi-buru-manusia-silver?page=3.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!