Kelas Produksi Konten Media Hadirkan Alumni UWM Sebagai Praktisi

Kuliah Peoduksi Konten Media Prodi Ilmu Komunikasi UWM. Mata kuliah praktikum yang diampu oleh Nur Amala Saputri, M.A ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UWM di jenjang semester 6. Pada kesempatan ini, kelas Produksi Konten Media kembali menghadirkan praktisi sebagai narasumber dalam kuliahnya.

Praktisi yang dihadirkan adalah salah satu alumni Prodi Ilmu Komunikasi UWM angkatan 2019, bernama Aulia Azizah S.I.Kom, Jumat (7 Juni 2024). Alumni ini sedang merintis usaha di bidang industri kreatif yakni produksi konten digital, dan saat ini merupakan founder sekaligus direktur di Lost in Jogja.

Dalam perkuliahan tersebut, Aulia mendiskusikan materi terkait pentingnya copywriting dalam produksi konten media digital. Lebih lanjut, Beliau juga menjelaskan tentang tren dan peluang usaha yang kini dapat dikembangkan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi seteleh lulus nanti.

Dosen Ilkom Melatih Pemilahan Sampah Elektronik

Dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di dusun Demen, Pakembinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan pengabdian ini mengangkat topik sampah elektronik yang berbasis gender.

“Tujuan kegiatan untuk memberikan literasi sampah elektronik (e-waste) berbasis gender bagi kalangan generasi Z, yang belum banyak yang memahami problem sampah elektronik,” kata Ketua Program Studi Ilmu Komunisi Amala Saputri saat pembukaan acara di dusun Demen, Pakembinangun, Kec. Pakem, Sleman (22/5/2024).

Kegiatan pengabdian dibagi menjadi tiga sesi, yang diawali pemaparan dan pelatihan memilah jenis-jenis sampah. Dilanjutkan sesi dua, diskusi terkait seks dan gender. Fasilitator yang berasal dari para dosen dan mahasiswa menyampaikan penjelasan serta melatih kategori dan konsep gender.

Pada sesi tiga, menurut Amala, para fasilitator mengajak peserta bermain dengan peragaan peran keluarga.

“Peserta dilibatkan sebagai sebuah keluarga, yang berperan sebagai ayah dan ibu, anak, serta bagaimana mengelola lembaga keluarga, termasuk bagaimana manajemen biaya.”

Peran keluarga juga memainkan peran bagaimana memilah sampah rumah tangga, termasuk memilih sampah elektronik dan cara membuangnya.

@Humas Fisipol Widya Mataram

Mahasiswa Sosiologi UWM Dilatih Menjadi Pebisnis Cokelat

Taman Kakao Banjaroya adalah desa wisata yang terletak di desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Taman ini fokus pada budidaya tanaman kakao serta pengolahan hasil kakao menjadi berbagai produk. Sebagai destinasi agrowisata, taman ini menawarkan pengalaman edukatif dan rekreatif bagi pengunjung yang ingin belajar tentang proses penanaman, pemeliharaan, panen, dan pengolahan kakao.

Kamis 30/5/2024 mahasiswa Sosiologi Universitas Widya Mataram melakukan kunjungan ke taman kakao dalam rangka kuliah lapangan Matakuliah Sosiologi Lingkungan yang diampu oleh Puji Qomariyah kolaborasi dengan Paharizal yang mengampu matakuliah Gerakan Ekologi Sosial dan Sosiologi Pariwisata.

Puji dosen sosiologi yang mendampingi mahasiswa  memberikan keterangan,  kunjungan ini memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk kuliah diluar kelas yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, dengan melihat langsung bagaimana praktik pertanian berkelanjutan di taman kakao. Selanjutnya dengan pengalaman ini diharapkan mahasiswa untuk mempraktikkan pertanian berkelanjutan di masa depan, baik dalam karir profesional mereka maupun dalam kehidupan sehari-hari.

 Taman Kakao Banjaroya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pertanian berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Taman ini menjadi contoh bagaimana sektor pertanian dan pariwisata dapat bersinergi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dosen sosiologi lainnya, Paharizal mengatakan, kunjungan ini dapat menginspirasi  wirausaha baru. Dengan melihat langsung proses dari budidaya hingga produksi kakao dapat memberikan wawasan tentang peluang bisnis dalam industri kakao. Mahasiswa dapat memahami lebih dalam tentang dampak sosial dan ekonomi dari perkebunan kakao terhadap komunitas lokal, termasuk bagaimana perkebunan ini dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi petani.

Taman Kakao Banjaroya dikelola oleh Kelompok Tani Ngudi Rejeki yang berdiri pada tahun 2008 dengan luas lahan 3 hektar yang terdiri dari 4 padukuhan.  Dalam wawancara dengan Johan Salbiantoro ketua Kelompok  Tani ini menyampaikan bahwa taman ini menawarkan tur edukatif di mana pengunjung dapat melihat proses penanaman, pemeliharaan, dan panen kakao. Pengunjung juga dapat belajar tentang pengolahan biji kakao menjadi produk-produk seperti cokelat, bubuk kakao, dan lain-lain.

Taman Kakao Banjaroya menggunakan teknik budidaya yang ramah lingkungan, termasuk praktik agroforestri di mana tanaman kakao ditanam bersama tanaman peneduh dan tanaman lainnya. Petani menggunakan pupuk organik dan teknik pengendalian hama alami untuk menjaga kualitas tanah dan tanaman.

Johan menambahkan ….”Pengunjung dapat melihat dan belajar tentang proses fermentasi, pengeringan, pemanggangan, dan pembuatan cokelat. Taman Kakao Banjaroya juga menjual produk-produk olahan kakao yang dihasilkan oleh petani lokal” promonya mengakhiri perbincangan.

Perkebunan kakao dengan teknik agroforestri, di mana pohon kakao ditanam bersama pohon-pohon lainnya, dapat mendukung keanekaragaman hayati. Pohon-pohon naungan dan tanaman lain yang ada di perkebunan dapat menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Tanaman kakao dan pohon naungan dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer, membantu mengurangi jumlah gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Akar tanaman kakao dan pohon naungan dapat membantu menahan tanah, mengurangi erosi dan menjaga kualitas tanah. Vegetasi yang beragam dalam sistem agroforestri dapat meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, mengurangi limpasan permukaan dan membantu dalam konservasi air.

@Humas Fisipol Widya Mataram