PENINGKATAN KARIR DAN MUTU DOSEN LEWAT STUDI DOKTORAL
Di era globalisasi saat ini, salah satu yang menjadi sorotan adalah berkembangnya karya-karya intelektual dengan disertai tenaga-tenaga ahli yang handal dimana salah satu indikator yang dibutuhkan adalah pendidikan yang terencana dan memadai. Berbicara mengenai perkembangan dunia akademis yang tidak lepas dari peran dosen yang mana fungsi, peran dan kedudukannya sangat strategis dalam kemajuan sebuah institusi pendidikan. Kesuksesan sebuah perguruan tinggi dapat kita perhatikan dari eksistensi sumber daya manusia dalam hal ini adalah dosen yang menjadi salah satu komponen esensial dalam sebuah sistem pendidikan dalam perguruan tinggi. Keberadaan dosen sebagai pilar penunjang proses pendidikan memiliki problematika tersendiri,dimana jumlah dosen bergelar doktor di Indonesia masih sangat minim.
Terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal yang kerap mempengaruhi kesadaran dosen untuk meningkatkan mutu sekaligus karirnya . Salah satunya adalah faktor sikap, dimana sikap adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap yang terdapat pada diri individu inilah yang memberikan warna dan corak tingkah laku individu yang bersangkutan. Rasa ketidaksanggupan untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko kerap menjadi persoalan dalam pengambilan keputusan. Begitupun diikuti oleh faktor minat dan motivasi. dalam hal ini ketika seorang dosen memutuskan untuk melanjutkan studi doktoral diperlukan rasa yang lebih dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas atas dasar kesadaran sendiri. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang muncul pada diri seseorang. Terdapat faktor-faktor dasar terciptanya sebuah minat yaitu dorongan dari dalam diri yang bersifat sosial dan emosional, sehingga hal ini akan terhubung pula dengan motivasi sosial untuk mendapatkan pengakuan sekaligus penghargaan dari lingkungan masyarakat khususnya di dunia akademisi. Namun di sisi lain terdapat pula faktor eksternal yang dapat mempengaruhinya salah satunya hambatan-hambatan birokrasi dan kebijakan lembaga yang cukup membuat dosen enggan.
Namun hal ini perlu menjadi perhatian dan kesadaran para akademisi, dimana lemahnya kualitas sumber daya manusia di pendidikan tinggi menjadi indikasi lemahnya kualitas pendidikan tinggi kita karena antara lain kurangnya kualifikasi dosen lulusan doktor. Satu sisi, pemerintah telah berupaya menghimbau kekurangan tenaga doktor di perguruan tinggi Indonesia lewat beragam beasiswa yang ditawarkan untuk membantu menunjang pendidikan lanjut,namun sayang kesempatan emas tersebut kurang dapat dimanfaatkan oleh banyak dosen dengan berbagai alasan. Memaksimalkan pendidikan hingga mendapat gelar doktor tentu penting bagi seorang akademisi,sebab perlu diakui mengenyam pendidikan hingga strata 3 akan memperdalam pemahaman mengenai suatu bidang keilmuan dengan cara yang filosofis(mengakar). Begitupun dari sisi karir, gelar doktor dapat membuka jalan untuk meraih jabatan Guru Besar yang mana jabatan ini adalah jabatan tertinggi pada sebuah institusi pendidikan yang juga akan berpengaruh pada akreditasi sebuah perguruan tinggi.
Kesadaran akan urgensitas dosen melanjutkan studi doktoral juga perlu menjadi kesadaran perguruan tinggi untuk penataan sistem dan karir Sumber Daya Manusianya. Adapun yang menjadi penekanan utama adalah memperkuat dan memperbaiki kualitas dosen agar menjadi unggul dan kreatif serta tersedianya ruang untuk mengaktualisasikan potensi secara maksimal.
(Penulis, Shulbi Muthi Sabila Salayan Putri – Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UWM)